Mohon tunggu...
Elisabeth Murni
Elisabeth Murni Mohon Tunggu... Editor - dream - journey - discover

Ngeblog di RanselHitam.Com, berkolaborasi di Maioloo.Com, editor my-best.id, jualan wedang rempah budhe sumar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Adrenalin Junkie

9 Januari 2012   04:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:09 1762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adrenalin junkie! Saya pertama kali kenal istilah ini dari buku The Naked Traveler. Satu frasa yang menggambarkan betapa perempuan yang telah bakcpacking keliling dunia itu ketagihan untuk melakukan hal-hal 'nekat' yang memacu adrenalin alias membuat frekuensi detak jantung meningkat tajam. Saya pun akhirnya ikut serta menggunakan frasa tersebut untuk menyebut orang-orang yang suka bertualang melakukan hal-hal nekat atau ekstrim. [caption id="attachment_162388" align="aligncenter" width="640" caption="Rapelling di Gua Pindul, Gunungkidul. Wanna try? (sash pic)"][/caption] Pacu adrenalin itu memang candu. Sekali sudah melakukan hal yang menegangkan dan sukses, biasanya kadarnya minta nambah, lagi dan lagi. Nggak percaya? Coba aja tanya kawan-kawan absurd saya di Komunitas Canting. Dulu, setahu saya mereka hobinya hanya susur pantai dan naik ke Gunung Nglanggeran. Tapi setelah melakukan berkali-kali akhirnya hal itu menjadi biasa dan kurang menantang. Kini mereka pun sedang getol main tali dan basah-basahan, alias canyoning di air terjun. Bahkan saking nekatnya saat pertama kali canyoning mereka melakukannya tidak sesuai dengan standar keselamatan, yakni tidak memakai helm. Untung saat canyoning yang kedua kalinya mereka sudah mendapatkan helm ciduk pinjaman. Jangan sekali-kali melakukan canyoning atau caving tanpa helm bung! kecuali kepala Anda lebih keras daripada batu. Ngomongin soal adrenalin junkie, mendadak saya jadi teringat ucapan Mas Cahyo Alkantana host acara Teroka pada saat acara Kompasianival tahun lalu. Saat ngobrolin soal teknis pembuatan acara Teroka dan petualangan yang dia lakukan, dia berujar bahwa untuk melakukan hal-hal di alam terbuka tidak hanya cukup modal fisik kuat dan pemberani saja. Seorang petualang yang baik tidak hanya modal nekat, tapi juga mengutamakan masalah safety procedure sebelum melakukan hal-hal yang ekstrim. "Jangan modal darwis (modar yo wis)" tegasnya kala itu sambil tertawa. [caption id="attachment_162398" align="alignleft" width="266" caption="SRT-nan menguras energi! (sash pic)"]

13260832751967847688
13260832751967847688
[/caption] Soal betapa pentingnya keselamatan saat melakukan kegiatan yang memacu adrenalin, saya belajar dari seorang kawan yang juga adrenalin junkie. Ketika caving di Jomblang dia sempat menegur saya gara-gara helm saya lepas akibat merasa tidak nyaman "Jangan sekali-kali lepas helm di dalam gua, apalagi gua vertikal seperti ini, kita nggak tau material apa yang bakalan jauh", dan ucapannya benar, tak berapa lama seekor ular jatuh di hadapan kami. Belum lama ini saat hendak caving di Cerme dia juga mewanti-wanti supaya saya memakai helm, sepatu, dan celana panjang karena dia tidak sempat mencarikan coverall (pakaian khusus caving). Ucapannya sekali lagi terbukti benar. Kaki saya tidak bengkak maupun luka meski tersandung berkali-kali, kepala juga tetap aman meski kejedot stalagtit banyak kali. Sedangkan kawan saya yang ngeyel memakai sandal kakinya luka dan memar-merah karena terantuk batu. Kata adrenalin junkie ternyata tidak hanya disematkan bagi mereka yang suka bertualang di alam bebas. Adrenalin junkie bisa disematkan pada siapa saja yang senang dengan hal-hal yang membuat frekuensi detak jantung meningkat, entah kebut-kebutan di jalan raya, bolos sekolah, selingkuh, hingga korupsi. Saya ingat benar cerita Trinity ketika dia benar-benar merasa sport jantung saat membelik kaus berlogo palu arit di Vietnam. Dia semakin deg-degan saat membawa kaos tersebut ke Indonesia. Hingga akhirnya dia hanya memakai kaos itu sekali saat tidur dan setelah itu dibiarkan begitu saja. Saya mencoba membayangkan sensasi deg-degannya, pasti asyik :) Saya sendiri juga seorang adrenalin junkie. Saya suka melakukan hal-hal yang memacu adrenalin & sedikit ekstrim. Kalo hal ekstrim yang pernah saya lakukan di alam tentu saja rock climbing di tebing Parangndog (untuk pertama kalinya), SRTnan di Jomblang yang bikin gempor, caving di Cerme yang harus merangkak-rangkak di air karena atap gua yang sangat rendah sedangkan tangan memegang tripod dan kamera, serta tracking naik turun tebing dgn tangga yang sangat curam di Curug Sikopel dengan menggendong ransel lebih dari 6kg.  Sedangkan pacu adrenalin yang konyol-konyolan tentu saja manjat pagar samping fakultas dan posisi saat itu pake rok, tanpa dinyana dosen yang  bakalan ngajar mengamati saya dari kejauhan, blaik! [caption id="attachment_162394" align="aligncenter" width="600" caption="Ini tower air yg saya panjat malam-malam :)"]
1326082801649341188
1326082801649341188
[/caption] Pengalaman menegangkan lainnya adalah manjat tower UNY pada pukul 7 malam beberapa tahun lalu. Bukan soal manjat tower setinggi entah-berapa-puluh-meter tanpa pengaman apapun yang jadi masalah, tapi manjat tanpa ijin dan ada beberapa satpam yang bersliweran di hall rektorat dan gerbang itulah yang justru bikin deg-degan setengah mati. Begitu sampai di atas kaki saya masih gemetar dan nggak kuat berdiri, apalagi saat itu angin bertiup sangat kencang. Sedangkan senior yang meracuni buat manjat tower malah ketawa kencang melihat muka saya pucat pasi. Sampe sekarang saya tak habis pikir mengapa dulu bisa bandel banget. Nah, kalau anda sendiri apakah termasuk adrenalin junkie? hal terekstrim apa yang pernah dilakukan? baik pacu adrenalin beneran atau konyol-konyolan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun