Mohon tunggu...
Sandra Nurdiansyah
Sandra Nurdiansyah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Admin http://penjajakata.com - Publisis @PenerbitMizan - #BloggerBdg - IG: @sandradewa_ - Line ID: sandranurdiansyah

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Situ Sipatahunan; Situ Mati di Kota Tua Bandung

2 September 2014   07:22 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:51 3252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah mendengar nama daerah Baleendah atau Dayeuh kolot? Tentu jika Anda mawas diri terhadap pemberitaan seputar banjir di daerah Jawa barat, terutama kabupaten Bandung, Anda akan sering mendengar nama kedua daerah tersebut. Daerah yang sudah sangat akrab dengan potensi wisata air dadakan alias banjir ini cukup banyak dikenal melalui berbagai media pemberitaan, namun tahukah Anda sebuah potensi wisata air yang terdapat di daerah Baleendah? Di Baleendah terdapat sebuah situ (setu atau danau) yang memiliki keunikan tersendiri, situ tersebut bernama situ Sipatahunan. Tidak terlalu jauh jaraknya dari area spesialis banjir di Baleendah, kampung Cieunteung. Lokasi Situ Sipatahunan ada di 07O 00’30” LS – 07 O 01’00” LS dan 107O 37’30” BT – 107O 38’00” BT pada ketinggian ± 700 mdpl, sumber dari blog belajar geografi. Berbeda dengan area wisata situ lainnya di daerah kabupaten Bandung lainnya, seperti contoh situ Cileunca ataupun situ Patengan, tidak tersedia penunjuk arah jalan yang menunjukan ke tempat wisata berpotensi tersebut. Walaupun perkembangan zaman sudah memudahkan dalam berbagai hal, termasuk akses ke suatu tempat, tetap saja penunjuk jalan bagi suatu tempat masih sangat diperlukan. Selain dapat menjadi alat bantu bagi orang yang gaptek, juga dapat membantu teknologi yang masih banyak gangguannya. Sungguh amat disayangkan memang, hal ini berdampak pada rendahnya pamor situ Sipatahunan, di kalangan masyarakat Bandung raya pada khusunya. Bahkan beberapa waktu yang lalu area situ Sipatahunan menjadi lahan yang disengketakan oleh pihak pemerintahan dan swasta, seperti yang diwartakan oleh salah satu media online, Buser. Entah berita mana yang benar, namun berdasarkan berita tersebutlah timbul kepedulian dalam diri saya, terutama karena saya juga adalah manusia made in Baleendah. :D

Rasa penasaran yang menggelayuti saya pun menuntun saya menyatroni situ Sipatahunan kemarin (Sabtu 10 Mei 2014, jam 09.15 WIB), ibarat melihat data cak Lontong di ILK saya tercengang terkencing-kencing. Gapura didepan jalan cukup terawat dan membuat kemampuan intuitif saya menduga bahwa pengelolaan situ Sipatahunan sebagai salah satu potensi wisata kabupaten Bandung sudah dilakukan. Memang terakhir kali saya melihat situ Sipatahunan 9 tahun yang lampau, sewaktu duduk di bangku SMP dan belum mengetahui update terbaru karena terlalu sibuk beraktifitas di kota Bandung.

Ternyata, intuisi saya kurang tepat, masih banyak faktor yang kurang dibenahi demi menjadikan situ Sipatahunan sebagai salah satu potensi objek wisata. Pertama mengenai jalan, akses jalan menuju situ dari depan gapura masih belum ada, sehingga akan sedikit membuat pengunjung bingung karena banyak persimpangan. Selain itu jalan penghubung yang tidak begitu luas menjadi tempat berlalu-lalangnya truk-truk pengangkut material batu hasil galian yang memang terdapat pula di seputar lokasi tersebut. Secara logika, tentu jalan yang dilalui oleh truk bahkan ditambah beban muatan yang biasanya tidak sedikit akan berdampak pada kerusakan jalan. Ternyata benar, akses menuju situ terlihat fluktuatif, beberapa meter berlapiskan aspal sederhana dan beberapa meter kemudian berlapiskan bebatuan semenjana.  Bagi pengguna motor tentu sedikit menyulitkan dan bagi pejalan kaki sedikit menyakitkan. Setelah sampai di lokasi, ternyata belum ada progres nyata terhadap pembenahan situ Sipatahunan menjadi objek wisata. Hanya terlihat sebuah bale alias naungan kecil tempat berteduh, itu pun hanya dinikmati oleh penduduk yang sudah mulai melakukan pembangunan diseputar area situ. Ada beberapa bangunan yang tampak mentereng dan terlihat baru di area situ Sipatahunan, namun tidak sedikit juga rumah-rumah yang terlihat sederhana bahkan beberapa diataranya sudah tidak berpenghuni. Hal lain yang paling miris, dibeberapa area di situ Sipatahunan juga digunakan sebagai tempat pembakaran sampah. Selain mencemari udara, juga sangat mencemari keindahan situ Sipatahunan yang indah berlatarkan gunung yang masih sedikit terlihat hijau. Anjungan tempat kontrol air yang terdapat disana juga hanya dinikmati oleh para pemuda yang terlihat pribumi sekitar, karena jika bukan seperti saya dia akan sungkan untuk kesana mengingat akses jalan ditutup oleh pagar bambu sederhana, entah apa maksudnya.

Untuk kualitas air dari situ Sipatahunan saya terka masih dalam kondisi yang baik, karena masih digunakan oleh masyarakat sebagai sumber irigasi pesawahan dan terdapat pula pompa air beserta toren massal yang terpasang dipinggir situ Spiatahunan, mungkin untuk keperluan air baku masyarakat. Namun jika dilihat dari instalasinya, pompa air tersebut sudah jarang digunakan. Masih banyak pula warga sekitar yang melakukan aktifitas memancing si pinggiran situ Sipatahunan, ini juga dapat menjadi salah satu sumber acuan bahwa ekosistem masih dapat terjaga dengan baik disana, asalkan para pemancing tidak membumi hanguskan ikan-ikannya saja. Namun sayang masih ada beberapa sampah yang bergentayangan, di area setu juga pada saluran irigasi ke pesawahan warga. Sungguh sangat disayangkan, sebuah potensi wisata dibiarkan terbengkalai begitu saja. Padahal jika dipermak dengan baik dan benar, bukan hanya dapat meningkatkan potensi-potensi objek wisata di kabupaten Bandung, situ Sipatahunan juga dapat membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan bagi warga sekitar. Ketidak tahuan dan ketidak mau tahuan semua pihak baik itu masyarakat maupun pemerintahan, menjadi sebab akibat situ Sipatahunan tidak dapat terpublikasikan secara maksimal sebagai objek wisata di kabupaten Bandung, khusunya di Baleendah. Perlu adanya peran serta dan kerja sama dari kedua belah pihak tersebut, agar simbiosis mutualisme dapat dirasakan pula oleh masyarakat dan pemerintah atas kerja samanya membangun situ Sipatahunan. Untuk saat ini mungkin saya sebagai putra daerah baru bisa membantu mempublikasikan situ Sipatahunan melalui blog saya yang sederhana ini, namun tidak menutup kemungkinan pada saat yang tepat saya akan turun tangan langsung dalam proses pembenahan situ Sipatahunan menjadi salah satu objek wisata yang membanggakan. Selain itu dapat membuat citra Baleendah yang sempat dinobatkan menjadi ibukota kabupaten Bandung menjadi lebih baik, tentunya esensi nama Baleendah pun dapat menjadi bukti yang nyata bukan hanya sekedar nama. Aamiin Sandra Nurdiansyah Repost from my blog Penjaja Kata

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun