Mohon tunggu...
Syamsiah
Syamsiah Mohon Tunggu... Insinyur - Trainer

Instruktur TIK Kemenaker RI Love Purple and Eat Purple \r\nwww.syamthing.blogspot.com, \r\nwww.syamhais.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Makan Sahur, Tahajjud, dan Shalat Subuh yang Kebablasan

23 Juli 2013   20:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:08 9677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mengapa saat berpuasa Rasulullah Saw menyunnahkan makan di waktu sahr atau yang kita kenal dengan makan sahur? Padahal, agar stamina di esok hari tetap terjaga, kita bisa makan sebelum tidur malam. Bukankah sama saja hasilnya dengan makan sahur lalu kemudian kita tertidur kembali? Yang membedakan hanyalah waktu makannya dan kesunnahannya.

Masih banyak presepsi yang keliru tentang makna disunnahkannya bangun makan sahur. Biasanya kita makan sahur antara jam 02.00-04.00. Setelah itu, kita lanjutkan tidur kita, dan sering kali Shalat Subuhnya kesiangan.

Padahal, waktu sahr adalah waktu terbaik ijabahnya doa-doa karena merupakan sepertiga malam yang terakhir. Bahkan waktu paling utama untuk Shalat Tahajjud ya di waktu sahr ini. Sesuai dengan hadits Rasulullah Saw berikut:

قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ

يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ (صحيح البخاري

Sabda Rasulullah saw :
“Tuhan kita Yang Maha Luhur dan Maha Agung turun setiap malam kepada langit dunia ketika sepertiga malam terakhir, seraya menyeru : Adakah yang menyeru Ku maka Aku akan menjawab untuknya, adakah yang memohon pada Ku maka Aku akan memberinya, adakah yang beristighfar pada Ku maka akan Kuampuni untuknya” (Shahih Bukhari)

Jadi esensinya bukan pada makannya, tapi pada menghidupkan malamnya dengan berbagai ibadah terutama Shalat Tahajjud. Menghidupkan malam ini biasa kita kenal dengan istilah “Qiyamul Layl”. Sebagaimana kita ketahui di bulan Ramadhan doa-doa lebih mudah terkabul dan berbagai amal ibadah pahalanya dilipatgandakan. Dan waktu terbaik di setiap harinya adalah sepertiga malam yang terakhir, yaitu di waktu sahr.

Jadi, alangkah sayangnya jika kita makan sahur lantas kembali tertidur. Waktu sahr tidak digunakan dengan sebaik-baiknya. Bahkan seringkali, karena tidurnya terlalu larut malam, maka setelah sahur kemudian tertidur sampai matahari terbit.

Shalat shubuh pun terpaksa di Qadha. Makan sahur yang mestinya merangsang berbagai ibadah sunnah terbaik, justru malah membuat kita meninggalkan kewajiban. Apalagi kita meninggalkannya di bulan Ramadhan, di mana dosa-dosa juga dilipatgandakan.

Bukankah lebih baik digunakan untuk Shalat Tahajjud dan bermunajat pada-Nya yang kemudian dilanjutkan dengan shalat sunnah fajar, lalu kemudian shalat shubuh. Jika telah selesai shalat shubuh, barulah kita tidur. Meskipun tidur setelah shalat shubuh banyak yang tidak menganjurkan, setidaknya ini jauh lebih baik daripada kita tidak Qiyamul Layl sama sekali.

Karenanya, agar tidak terlalu membebani dan agar kita sebelumnya menghidupkan malam terlebih dahulu, Rasulullah Saw juga menyarankan kita untuk mengakhirkan waktu makan sahur.

Menjelang separuh bulan Ramadhan, mumpung masih diberikan kesempatan, maka perbaikilah pola ibadah kita. Dan semoga Allah senantiasa memberikan kita kekuatan dalam menjalankannya. Amiiiinnn…..


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun