Mohon tunggu...
saiful hakam
saiful hakam Mohon Tunggu... -

seorang yang peragu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kacang Hijau: Sejarah yang Dilupakan

5 Oktober 2010   12:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:42 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sungguh di negeri ini tidak akan ada orang yang membantah bahwa kacang hijau adalah tanaman penting. Maka, patut bagi kita untuk mengetahui bahwa orang-orang Cina adalah yang mula-mula memperkenalkan tumbuhan kacang hijau di Indonesia. Kacang Hijau adalah sangat berguna sebagai sumber protein. Semua produk olahan dari kacang hijau diberi nama-nama Cina. Produk itu antara lain tauge (kecambah), tahu, taoci, (yang digunakan sebagai bumbu). Di negeri ini kacang hijau adalah tanaman industri penting karena pembudidayaan tanaman ini mendorong munculnya industri makanan.

Salah satu industri makanan berbahan baku kacang hijau adalah tahu. Istilah tahu muncul pada daftar hidangan disajikan di pesta makan, dalam prasasti Jawa Kuno, Watu Kura, berasal dari Jawa Timur tahun 902 Masehi (824 Saka). Ini menunjukkan bahwa tahu-maupun tanaman kacang hijau muncul hanya beberapa waktu setelah penyebaran di Cina sendiri. Menurut E.H. Schafer, dalam buku K.C. Chang, Food in Chinese Culture, Yale Univ. 1977, doafu, mungkin dikenal sejak dinasti Han dan disebarluaskan pada masa Dinasti Tang.

Dari buku C.R. Boxer berjudul The Dutch Seaborne Empire, 1600-1800 disebutkan informasi menarik bahwa pada tahun 1781 Verhandelingen memuat artikel membahas pengolahan kacang hijau, bereiding van de soya. Artikel tersebut ditulis oleh Isaac Titsingh berdasarkan pengamatannya di Jepang. Tisingh sendiri adalah pemimpin loji di Deshima dari tahun 1780 sampai 1785. Selain itu keterangan tentang de grone cadjangh ada dalam Dagregister dari VOC tanggal 31 Juli 1670 dan 31 Juli 1675.

Patut kita ketahui bahwa tahu yang diolah dari kacang hijau punya kualitas yang lebih tinggi dibanding tahu kedelai. Demikian pula tempe yang diolah dengan bahan baku kacang hijau punya kualitas lebih tinggi dibanding dengan tempe kedelai.
Raffles membicarakan kacang hijau dalam History of Java, sebuah buku tebal yang ia persiapkan sebagai sebuah proposal ilmiah diajukan kepada pemerintah Kerajaan Inggris agar tidak menyerahkan Jawa kepada Belanda. Pada jilid I halaman 98 dari buku tersebut Raffles menceritakan tentang kacang hijau:

“The Chinese prepare a species of soy, somewhat inferior to that brought from Japan; the kachang-iju is highly useful as a general article of diet and is good substitute for various legumes.”

Artinya kira-kira sebagai berikut:

Orang-orang Cina menyiapkan sejenis kacang yang agak lebih kecil dari kacang yang dibawa dari Jepang; kadang iju yang sangat bermanfaat sebagai pasal diet dan pengganti bagus untuk aneka kacang polong.

Dan beberapa tahun kemudian, Comte de Hogendrop membicarakan peran kacang hijau. Dengan nama Melayu katjang idjoe, bangsa Cina dan beberapa pribumi membudidayakan sejenis saus dengan nama ketjap. Kacang hijau dimakan dalam keadaan segar dan manakalaa sudah kering menjadi bagian dari ransum pasokan pemerintah untuk militer dan pelaut.

Dari beberapa petunjuk itu, kita bisa mengambil manfaat bahwa perkembangan besar kacang hijau terjadi berkat petani Cina, namun tidak mungkin terjadi, sebelum dasawarsa pertama abad ke -19.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun