Mohon tunggu...
Safitri Lestari
Safitri Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - Wanita kelahiran tahun sebelum reformasi dan menulis berbagai kisah hidupnya melalui ribuan aksara kata

Untuk para pecinta aksara yang tertuang dalam rasa, agar kelak kita bisa saling menyapa dan bersuar ria

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dialog Rasa

5 September 2019   22:30 Diperbarui: 5 September 2019   22:38 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kau merasa patah?
Pernahkah hatimu merasakan lara?
Atau bahkan lupa bahwa banyak diantaramu yang berusaha membuatmu bahagia?
Jika pernah maka kau dan aku pun sama

Aku pernah terkapar dalam sunyi
Menatap dinding kamar hingga aku lupa menyadari
Bahwa harusnya aku tak seperti ini
Lantas
Aku pun tak mengerti
Bagaimana cara mengusir sepi
Menghapus lara saat mereka tengah bahagia
Namun aku jatuh dan tak ada yang mengerti
Meraka datang hanya sekadar basa basi
Melontarkan kata yang enggan tuk ku pahami

Sebab mereka
Hanya datang tuk eksistensi diri
Untuk membuktikan siapa yang paling peduli

Sayangnya aku tak butuh tuk dimengerti
Aku hanya butuh seseorang yang sangat ku cintai
Dan bersama denganku wujudkan mimpi

Namun seseorang itu pergi
Hingga dan tak kembali
Ingin ku hancurkan segala mimpiku yang telah ku rangkai bersama dia

Dia pergi, tanpa menyadari
Bahwa ku berusaha mengusir sepi
Mengalahkan sunyi
Ditengah pertikaian dimalam hari

Terima kasih tuk segala luka lara ini
Harapku hanya satu
Semoga ku berbahagia
Walau teriris dengan luka dan tertatih menyibak lara

- Safitri Lestari -

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun