Tidak setiap tindakan perselingkuhan direncanakan dan didorong oleh ketidakpuasan pada hubungan yang tengah dijalani. Banyak peserta (70 persen) mencatat bahwa faktor-faktor situasi adalah alasan utama mereka curang. Mungkin akibat minum alkohol tak terkontrol atau mendadak mendapat kesempatan emas tak terduga. Pria lebih banyak melakukan ini.
Meningkatkan percaya diri
Terkesan berlawanan dengan akal sehat mengat perselingkuhan cenderung akan berakhir dengan konsekuensi personal yang signifikan. Namun bagi sebagian orang, tindakan berselingkuh dapat membuat mereka merasa puas diri dan bangga. Lebih dari setengah responden (57 persen) mengindikasikan bahwa meningkatkan harga diri adalah motif selingkuh mereka.
Melampiaskan kemarahan
Ini bukan alasan yang paling populer, tetapi kemarahan memainkan peran dalam kehidupan banyak responden (43 persen). Selingkuh digunakan sebagai cara untuk menghukum pasangan atau balas dendam.
Tidak merasa berkomitmenÂ
Kurangnya cinta dan komitmen terhadap pasangan cinta saat ini telah melahirkan rasa ketidakpuasan terhadap hubungan yang dijalani secara umum meski tetap dijalani. Hampir setengah (41 persen) dari responden menunjukkan bahwa memiliki tingkat komitmen yang rendah terhadap pasangan membuat mereka berselingkuh.
Dorongan hasrat seksual
Sekitar sepertiga responden (32 persen) melaporkan bahwa mereka terdorong untuk berselingkuh karena hasrat seksual mereka. Mungkin dalam hubungan berkomitmen yang dijalani mereka tidak memperoleh frekuensi, gaya, atau perilaku seksual tertentu sesuai keinginan sehingga mereka harus berselingkuh untuk itu. Pria menggunakan alasan ini lebih banyak dari wanita (Selterman et al., 2019).