Mohon tunggu...
Wahyuni Susilowati
Wahyuni Susilowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis Independen

pengembaraan raga, penjelajahan jiwa, perjuangan menggali makna melalui rangkaian kata .... https://www.youtube.com/c/WahyuniSusilowatiPro

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Demo Mahasiswa dan Nyali Media Massa

20 September 2019   08:03 Diperbarui: 20 September 2019   13:43 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nyali mahasiswa dan media massa mulai menghangat (doc.Kompas WS/ed.Wahyuni)

Kemarin (19/9) sore di tengah jubelan berita karhutla dan kabut asapnya yang menyebar ke seantero Asia Tenggara, muncullah sesuatu yang menyegarkan: Berita demo mahasiswa menentang revisi UU KPK dan pengesahan RKUHP berseliweran dengan aneka  headline yang ditulis awak media.

Jangan lupakan bahwa percik awal kesegaran itu menetes dari Riau ketika para mahasiswa di sana mendemo gubernur dan jajarannya yang dinilai tidak becus mengatasi karhutla pada Senin (16/9) lalu. Demo mahasiswa jilid dua dengan tema sama berlangsung di Palembang pada Selasa (17/9).

Setelah sekian lama habis 'dihina-hina' netizen senior yang menganggap mereka apatis alias abai terhadap nasib bangsa yang konon tengah terpuruk, keberanian mereka berdemo untuk mengajukan aspirasi seputar permasalahan aktual yang tengah merundung negeri ini patut diacungi jempol.

Demo mahasiswa Riau yang semula hanya sebatas viral di jagad medsos, akhirnya sukses membuat awak media massa tergerak untuk meliput langsung demo-demo mahasiswa di lapangan walau dengan sensor seperlunya saat ditayangkan.

Mungkin itu pula yang membuat para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi terkemuka DKI Jakarta dan Jawa Barat tersulut untuk berkoordinasi menjalankan aksi bersama dengan isu yang berbeda namun tetap judulnya 'memperjuangkan aspirasi rakyat'.

Apapun hasilnya, setidaknya adik-adik mahasiswa tercinta kita telah membuktikan bahwa padatnya perkuliahan, asyik masyuknya bergawai-ria, dan romantika khas anak kampus lainnya sama sekali tidak mematikan kepedulian serta nyali untuk bereaksi terhadap dinamika yang terjadi di sekeliling mereka.

Alangkah baiknya jika para senior, khususnya alumni almamater masing-masing, melakukan pendampingan aktif sembari mengingatkan resiko dan konsekuensi yang harus ditanggung untuk keputusan berdemo ini.

Sementara itu di sisi lain, kesegaran pun kian meresap saat melihat media massa 'resmi' mulai  bernyali untuk menayangkan produk jurnalistik yang tak melulu seiring-sejalan dengan jejak langkah pemerintah dan mulai menunjukkan sisi tajam independensinya meski masih butuh waktu untuk lebih merdeka lagi dengan tetap berpegang pada Kode Etik Jurnalistik (apa para awak media masih ingat ini,ya?).

Bolehlah belajar dari netizen untuk urusan sedikit nekad memviralkan isu-isu kritis, namun media massa profesional tentu saja harus cakap mengolahnya dengan dukungan riset memadai dan penyajian proporsional agar produk jurnalistik tetap dapat memberi masukan positif, termasuk kritik membangun, bagi siapapun terutama yang menangani hajat hidup orang banyak. 

Masalah waktu mepet kejar tayang online bukan alasan untuk tidak melakukan riset dasar karena 'perpustakaan' global, termasuk info aktual, sudah tersedia di gawai dalam genggaman. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun