Bagun pagi lekaki tersenyum teringat mimpi. Keluar rumah memastikan bahwa kampung telah lama ditinggalkan pergi. Yang dilihat sedikit embun di kota yang terkena polusi. Berbeda dengan di kampung embun mengeristal besar ketika pagi.
Tembok lembab karena sedikit embun yang memagari sedang mengejek lelaki yang terusir dari kampung karena culas mulutnya.Terancam nyawanya terancam akan dikirimkan tenung yang bisa melenyapkan nyawa. Bergegas pergi menyeberang lautan yang bisa melunturkan Matras. Telah terdampar di kota gersang yang telah menjadi neraka.
Lelaki kampung di tengah kota pelarian yang menghindari kejaran mantra dukun bagian dari peradaban. Culas mulutnya ternyata masih menyimpan ketakutan. Ketika ia telah jauh dari Tuhan.
Sungailiat, 14 Oktober 2018