Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama featured

Peran Anak Negeri di Industri Hulu Migas, #weloveIndonesia

16 Mei 2015   02:32 Diperbarui: 30 Agustus 2016   15:27 1490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_358638" align="aligncenter" width="510" caption="sumber : www.scmsummit.co.id"][/caption]

Begitu  tambunnya investasi di industri hulu migas, tiap tahun  kisaran Rp 300 Trilyun digelontorkan. Terbayang besarnya industri hulu migas menyumbang dana  begitu besar yang  mampu mengangkat sektor ekonomi bangsa. Tak kurang Industri hulu migas menyuplai penerimaan negara kedua terbesar setelah pajak. Maka harapan besar disematkan pada industri hulu migas agar menjadi lokomotif penggerak perekonomian bangsa.

Paradigma baru industri hulu migas menjadi daya ungkit bagi sektor ekonomi lainnya seperti sektor pengadaan barang dan jasa, sektor perbankan, sektor lapangan pekerjaan (SDM), sektor rancang bangun (konstruksi), sektor transportasi hingga sektor tidak langsung lainnya. Daya ungkit industri hulu migas akan menciptakan gelombang efek positif bagi petumbuhan sektor riil dan sektor keuangan (perbankan/modal)

Pemerintah sadar bila industri hulu migas adalah sektor paling potensial untuk menggenjot laju pertumbuhan nasional. Pemerintah melalui Kementerian ESDM telah menelurkan peraturan menteri ESDM No. 15/2013 terkait kewajiban menggunakan produk dalam negeri dalam kegiatan industri hulu migas. Aturan itu mencantumkan target Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Melalui Direktorat Jenderal Migas ESDM disusun Road Map untuk mencapai target yang telah dibebankan.

Pengaturan penggunaan produk dalam negeri ini sebagai basis memaksimalkan multiplier effect yang lebih luas bagi perekonomian nasional untuk sebesar besarnya  kesejahteraan bangsa. Mata rantai Industri hulu migas mulai dari proses eksplorasi hingga proses eksploitasi membutuhkan banyak sektor. Selama ini sektor tersebut didominasi pihak asing, barang dan jasa impor  hingga tenaga kerja asing.  Nyatanya sebagian besar mata rantai itu mampu dikerjakan dan diproduksi oleh kemampuan dalam negeri. Kapasitas nasional mampu untuk mengisi mata rantai tersebut.

Bila dilihat dari capaian TKDN antara tahun 20o6-2014 terlihat agregat positif. Dalam grafik terlihat peningkatan penggunaan barang dan jasa dalam negeri walau secara persentase TKDN terlihat penurunan dari target yang telah ditetapkan.

[caption id="attachment_358633" align="aligncenter" width="630" caption="Sumber : SKK Migas"]

14279246281497449710
14279246281497449710
[/caption]

Menarik untuk disimak , nilai belanja kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) tahun 2014 sebesar US$ 19,916 miliar. Dari jumlah tersebut untuk pengadaan barang dan jasa mencapai US$ 17,354 miliar dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) mencapai angka 54,15% dihitung dengan metode cost basis (sumber: inilah.com).  Bila dilihat dari grafik diatas ada peningkatan TKDN tahun 2014 dari TKDN tahun 2013. Maka wajar bila Kementerian ESDM menerima Piala Anugrah Cinta Karya Bangsa dari Presiden RI pada tahun 2011,2012 dan 2014. Karena pada tahun 2013 terjadi penurunan.

Dalam upaya meningkatkan TKDN pemerintah akan fokus pada 15 komoditas utama migas karena menyerap 80%  nilai pengadaan. Pemerintah juga berkomitmen akan mengawasi capaian TKDN terutama pada proyek proyek besar KKKS mulai tahun 2015 ini. Pemerintah sendiri telah menargetkan TKDN pada angka 75% .

Dalam jumpa pers Rabu (25/02/2015) Plt Dirjen MigasI Gusti Nyoman Wiraatmajamenyampaikan "Untuk mencapai target TKDN, perlu dukungan terhadap pendalaman struktur industri, peningkatan dan inovasi teknologi dan peningkatan investasi atau permodalan". Bila disimak ada tiga faktor penting yang harus terus dikembangkan penyedia jasa dan barang didalam negeri bila ingin bersaing dengan produk asing. Karena harus diingat industri hulu migas mempunyai ciri sebagai sektor padat teknologi dan padat modal . Apalagi kegiatan hulu migas telah bergeser kearah timur Indonesia, bergeser ke sumur lepas pantai (off shore) yang artinya biaya modal dan penerapan teknologi semakin tinggi dan semakin mahal.

Mengenal TKDN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun