Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Lembaga Survei AS Menangkan Prabowo, Hoaks?

10 April 2019   13:46 Diperbarui: 10 April 2019   14:10 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SIAPAPUN YANG BISA MEMENANGKAN SOLO DAN JOGJA, ITULAH PEMENANG PILPRES 2019

Sudah beberapa kali  saya tulis di artikel yang lalu-lalu. Pertarungan Pilpres 2019 sebenarnya ada di Pulau Jawa karena  Pilpres kita adalah One Man One Vote sehingga menyebabkan 59% Hasil Pilpres ditentukan di Pulau Jawa.

Peta Kekuatan Politik Jokowi versus Prabowo di tahun 2019 tentu tidak jauh berbeda dengan Peta Kekuatan di tahun 2014.  Kurang lebih kekuatan mereka  sebagai berikut :

  • Jokowi  menang besar di Jawa Tengah dan Jawa Timur
  • Prabowo  menang tebal di Jawa Barat dan Banten
  • Kekuatan Keduanya Imbang di Jakarta dan Jogjakarta.

60% suara Pilpres ditentukan dari 6 Propinsi di pulau Jawa. Jawa Tengah dan Jawa Timur milik Jokowi, Jawa Barat dan Banten dimiliki Prabowo sementara DKI dan Jogja kekuatannya seimbang.

Dan seminggu yang lalu sudah saya simpulkan : Bila Jokowi mampu menang di Jawa Tengah dengan selisih diatas 30% dan menang di Jawa Timur dengan selisih diatas 15%, maka Jokowi pasti memenangkan Pilpres 2019 ini.

Tapi sebaliknya bila Jokowi hanya mampu menang di Jawa Tengah dengan selisih di kisaran 20% dan di Jawa Timur dengan selisih di kisaran 10% maka Prabowo lah yang memenangkan Pilpres 2019 ini.

Mengapa Solo dan Jogja yang menjadi Penentu Kemenangan Jokowi atau Prabowo?

Kota Solo dan kota Jogja bukan kota besar dan populasi penduduknya  memang tidak banyak. Tetapi sebenarnya sejarah kita  mencatat hal penting yaitu  Kerajaan Terbesar  terakhir di tanah Jawa atau tepatnya pada zaman belanda adalah  Kesultanan Mataram.

Menguasai Mataram itu artinya Belanda mampu menguasai seluruh pulau Jawa.  Karena hal itu maka Belanda berusaha  memecah belah  Kesultanan Mataram lewat perjanjian Gyanti sehingga Kesultanan Mataram pun terpecah 2 menjadi Kesultanan Jogjakarta dan Kesultanan Surakarta.

Dengan adanya sejarah diatas bisa disimpulkan Jogja dan Solo adalah kiblatnya orang Jawa di seluruh penjuru negeri ini.  Bila diibaratkan Survey Elektabilitas maka masyarakat Jogja dan Solo adalah sampling termudah dan cukup akurat  untuk seluruh orang Jawa se Indonesia. Mungkin gambarannya kurang lebih sebagai berikut :

Bila 60% penduduk Jogja dan Solo memilih Jokowi maka kemungkinan besar  60% penduduk  Jawa Tengah akan memilih Jokowi.   Dan untuk  skala besarnya, bila 60%  penduduk Jojga-Solo memilih   Jokowi maka 60% orang suku Jawa di seluruh Indonesia akan memilih Jokowi. Begitu pula sebaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun