Mohon tunggu...
Rudy Gani
Rudy Gani Mohon Tunggu... -

Merupakan seorang pemuda yang berdedikasi pada isu kemasyarakatan, sosial, politik, ekonomi dan budaya.\r\n\r\nAktif di HMI sebagai anggota dan sempat diberi amanah sebagai Ketua Umum Badko HMI 2010-2012.\r\n\r\nkini, sehari-hari menjadi jurnalis dan freelance di media Online dan beberapa koran cetak baik lokal dan nasional\r\n\r\ndapat dihubungi melalui email: pemudatebet@gmail.com / rudygani@berkata.co.id or follow @Rudygani

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Benarkah Tuhan Menyatu Dengan Manusia?

22 November 2013   15:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:48 2380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

"Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia". (QS. Al-Ikhlas : 1-4)

Setiap manusia adalah tuhan kata Nurcholish Madjid atau  akrab disapa Cak Nur.

Menurutnya, setiap manusia memiliki sifat-sifat yang dimiliki Tuhan yang di dalam konsep keyakinan Islam diterangkan dalam Asmaul Husna (nama-nama baik Allah).

Pada diri manusia, kata Caknur, bila mencapai sifat-sifat ketuhanan, maka seseorang mampu membuktikan kebenaran Tuhan dalam ajaran Islam.

Pandangan Caknur ini tentu saja tidak sembarang pendapat. Caknur merupakan "begawan intektual muslim" yang hingga kini sulit dicari tandingannya.

Perenungan Caknur terhadap ide-nya memang bukanlah hal yang begitu baru. Khususnya dalam kajian filsafat dan sejarah Islam di nusantara.


Dalam sejarah Walisongo dimasa-masa penyebaran Islam di pulau Jawa, tersebutlah nama Syekh Siti Jenar. Siti Jenar merupakan Seorang sufi yang 'terbunuh' baik secara pikiran maupun nyawanya.

Pandangan Syekh Siti Jenar yang kontroversial tersebut bermula ketika dirinya menyatakan bahwa dalam diri manusia terdapat penyatuan antara manusia dengan tuhan.

"manunggaling kawula gusti" merupakan inti ajaran Syekh Siti Jenar. Secara singkat gagasan Siti Jenar meyakini bahwa penyatuan Allah (Tuhan) di dalam diri manusia merupakan esensi keberislaman seseorang.

Ketika umat mencapai tingkat ini maka dirinya bisa membebaskan dirinya dari solat, zakat, puasa dan berhaji.Sebab, kata Jenar, dalam tingkatan inilah seseorang sudah mencapai tingkat penyatuan diri (Makrifat) antara Tuhan dan dirinya.

Jenar juga berpendapat bahwa Allah itu ada dalam diri manusia, yaitu dalam budi (ketinggian moral/etika/kebaikan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun