Mohon tunggu...
Rosiana
Rosiana Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar

A reluctant learner.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Mengaku Pintar Sebelum Kuasai Teknik Belajar Ini

13 September 2017   19:28 Diperbarui: 14 September 2017   00:47 4502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknik belajar keterampilan proses harus dilakukan secara bertahap agar memperoleh hasil belajar yang efektif. Beberapa tahap yang harus dilakukan untuk menerapkan teknik belajar keterampilan proses di antaranya:

  • Mengamati, mengamati adalah kemampuan mengumpulkan data atau informasi dengan menggunakan panca indera yang kita miliki (contohnya seperti melihat, mendengar, merasa, meraba, dan lain-lain).
  • Menggolongkan, menggolongkan adalah keterampilan untuk mengelompokkan konsep, benda, keahlian, dan realitas tertentu berdasarkan persamaan atau perbedaan yang dimiliki oleh benda, realitas, dan konsep tersebut.
  • Menafsirkan, menafsirkan adalah kemampuan untuk mengartikan sesuatu berupa konsep, informasi, benda atau realitas tertentu yang telah didapatkan dari proses pengamatan ataupun eksperimen.
  • Meramalkan, meramalkan adalah kemampuan untuk menyimpulkan apa yang akan terjadi di masa mendatang berdasarkan hasil dari proses penafsiran data atau informasi yang diperoleh dari pengamatan.
  • Menerapkan, menerapkan adalah kemampuan untuk menggunakan hasil belajar berupa konsep, teori atau keterampilan tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
  • Merencanakan penelitian, merencanakan penelitian adalah tahapan dalam penelitian yang diawali dengan menentukan: objek yang akan diteliti, tujuan penelitian, batasan penelitian, sumber data, cara analisis, alat dan bahan, cara pengumpulan data, cara mengolah data, dan metode penelitian.
  • Mengkomunikasikan, mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil kegiatan belajar dalam bentuk tulisan, gambar, gerakan atau tindakan kepada orang lain.

Bagi siswa SMK yang terbiasa melakukan praktikum setiap minggu, teknik belajar keterampilan proses ini bisa diterapkan sebelum, saat, dan setelah kita melakukan praktikum. Contohnya, siswa SMK yang akan melakukan praktikum reaksi asam-basa bisa mulai mengamati realitas reaksi asam-basa yang ada di sekitarnya sebelum melakukan praktikum. Kemudian setelah siswa melakukan pengamatan, dan hasil dari pengamatan tersebut ternyata ditemukan beberapa jenis realitas reaksi asam-basa, maka di sini siswa bisa menggolongkan jenis-jenis reaksi asam-basa yang didapat dari hasil pengamatannya.

Dari hasil pengelompokkan jenis-jenis reaksi asam-basa tersebut, selanjutnya siswa bisa menafsirkan konsep reaksi asam-basa dengan cara menemukan pola-pola yang terjadi pada setiap jenis reaksi asam-basa. Setelah siswa memahami pola tertentu pada reaksi asam-basa, siswa akhirnya akan mampu meramalkan atau mempredikisi bagaimana mekanisme reaksi asam-basa bisa terjadi. Dan untuk menguji kebenaran proses terjadinya reaksi asam-basa maka dilakukanlah penelitian dengan merencanakan penelitian terlebih dahulu.

Setelah proses penelitian selesai, siswa pun mengkomunikasikan hasil pengujian reaksi asam-basa dengan cara membuat laporan tertulis atau pun mempresentasikan hasil praktikum secara langsung ketika di kelas. Itu hanyalah salah satu dari sekian banyak contoh penerapan teknik belajar keterampilan proses dalam konteks pembelajaran di tingkat SMK. Selebihnya, teknik belajar keterampilan proses tidak hanya bisa digunakan dalam konteks praktikum saja, tetapi bisa juga diterapkan dalam memahami konsep materi seluruh mata pelajaran yang diajarkan di SMA/K.

Memilih cara belajar yang tepat sangatlah penting bagi kita sebagai siswa SMA/K, karena kita adalah generasi penerus bangsa yang akan menentukan maju atau mundurnya suatu bangsa. Generasi penerus bangsa tentu akan ikut aktif untuk bertanggungjawab dalam menyelesaikan permasalahan bangsa.

Permasalahan bangsa yang terus bertambah dari waktu ke waktu, tanpa disadari telah menuntut para siswa agar memiliki keterampilan yang mampu menyelesaikan permasalahan bangsa dengan jitu. Dan keterampilan yang mampu memberikan solusi jitu di masyarakat hanya bisa diperoleh jika para generasi penerus bangsa menerapkan teknik belajar keterampilan proses.

Karena dengan menerapkan teknik belajar keterampilan proses, mereka dilatih untuk memahami teori dan mengusai keterampilan dengan berpijak pada realitas yang ada. Oleh karena itu, sudah saatnya generasi penerus bangsa meninggalkan cara belajar lama yang tidak mampu memberikan solusi atas permasalahan yang ada. Karena belajar itu bukan tentang bagaimana kita menghafalkan teori yang tertuang pada secarik kertas, tapi belajar adalah tentang bagaimana kita memahami teori dengan berpijak pada realitas. Belajar juga bukan tentang mengikuti yang benar menurut mayoritas, tapi belajar adalah mengikuti yang benar dengan berpijak pada realitas.

Ditambah lagi dengan adanya kondisi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang terus berkembang dengan cepat dari waktu ke waktu. Tanpa disadari perkembangan IPTEK yang begitu pesat telah menggiring para siswa SMA/K untuk memiliki kesiapan mental dan kemandirian dalam belajar.

Kemandirian dalam belajar membuat siswa SMA/K menjadi tidak ketergantungan pada gurunya, sehingga setelah lulus mereka masih bisa mengasah keterampilannya sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada. Kemandirian dalam belajar juga membuat siswa SMA/K tidak hanya dapat mengembangkan teknologi yang sudah ada, tapi mereka juga bisa menemukan teknologi baru. Selain dituntut untuk mandiri, para siswa SMA/K juga dituntut untuk memiliki ketahanan mental dalam belajar.

Ketahanan mental dalam belajar ini dibutuhkan oleh para siswa agar mereka bisa terus berproses untuk mengasah keterampilan mereka. Karena dengan memiliki ketahanan dalam berproses, siswa SMA/K akan senantiasa berusaha mengasah keterampilan walaupun banyak tantangan yang menghadang di depan mata. Maka dari itu, berproseslah agar kita bisa terus belajar dari kesalahan sehingga kita tidak mudah tergilas oleh arus perubahan. Berproseslah agar kita bisa menguasai keterampilan-keterampilan baru yang mampu menjawab tantangan zaman.

Daftar Pustaka:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun