Mohon tunggu...
Roselina Tjiptadinata
Roselina Tjiptadinata Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Bendahara Yayasan Waskita Reiki Pusat Penyembuhan Alami

ikip Padang lahir di Solok,Sumatera Barat 18 Juli 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjaga Kepercayaan Itu Tidak Mudah

14 Juni 2018   11:36 Diperbarui: 14 Juni 2018   11:53 1310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: kylerobinslaw.com)

Sewaktu mengucapkan sumpah setia sebagai  suami istri, kita berjanji saling setia, saling mempercayai dan tidak ada rahasia sepanjang hidup kita sampai kita mati. Ya itulah salah satu  janji yang telah kita ucapkan. Mengucapkan janji, ataukah sumpah setia adalah sangat mudah, tapi bagian yang paling sulit adalah mewujudkannya dalam perjalanan hidup. Bukan dalam waktu sebulan atau setahun, melainkan sepanjang perjalanan hidup.

Setelah hidup bersama, maka kita mulai merasakan keterikatan kita satu sama lain, lebih lebih dalam hal menjaga kepercayaan. Baik sebagai seorang istri, maupun sebagai seorang suami. Di mana kita tidak boleh merahasiakan apapun.

Merupakan  sesuatu yang sangat penting, yang bila diabaikan akan menjadi pemicu rusaknya rumah tangga kita, bahkan dapat menghancurkan rumah tangga yang sudah dibangun dengan susah payah. Semua harus kita bicarakan secara terang-terangan jangan merahasiakan sesuatu pada pasangan kita.

Ketika saya sudah mulai berkeluarga saya membiasakan diri bila ingin memberi sesuatu pada keluarga saya, saya bicarakan pada suami dan meminta pendapatnya. Biasanya suami setuju saja dan memberikan dukungannnya di mana perlu. Maka kami pun hidup rukun rukun saja tanpa rahasia apapun.

Curhat 

Kemarin  seorang putra teman saya yang tinggal di Jakarta, karena hubungan baik selama ini dan saya sudah dianggap sebagai pengganti orang tuanya yang sudah almarhum, curhat pada saya tentang masalah yang dihadapinya.

Bukan masalah pekerjaan, melainkan masalah kemelut dalam rumah tangganya. Kalau seseorang curhat pada kita, berarti ia mempercayai kita dengan sepenuh hati dan harus dijaga dengan tidak mengungkapkan identitasnya, karena sekali kita tidak bisa menjaga kepercayaan, maka seumur hidup orang tidak lagi akan percaya.

Tapi apa yang terjadi pada dirinya bisa saja terjadi pada orang lain. Karena itu, untuk menjaga kerahasiaan yang bersangkutan, maka kita harus bisa dipercaya. Sebut saja namanya Ali.

Saya kaget mendengar ia akan bercerai karena merasa istrinya tidak jujur kepadanya, dengan menyembunyikan sesuatu pada dirinya. Padahal beberapa bulan lalu, ketika kami pulang ke Jakarta, Ali dan istrinya datang berkunjung ke apartement kami di Kemayoran. Tampak mereka berdua merupakan pasangan yang ideal  dan sangat santun. 

Setelah ceritera panjang lebar ketahuan istri Ali menyimpan rahasia. Karena secara kebetulan Ali bertemu dengan pemilik toko yang berdagang berbagai merk ponsel yang menanyakan kepadanya tentang  hp yang baru dibeli istrinya, Hp tersebut katanya akan dihadiahkan pada Ali di hari ulang tahunnya.

Tentu saja Ali heran, karena ulang tahunnya sudah lewat beberapa hari yang lalu, tapi tidak ada hadiah dalam bentuk hp dari sang istri kepadanya. Lagi pula harga Smartphone merk Samsung seperti yang diceritakan pemilik toko kepadanya jelas tidak murah. Dengan hati penasaran, Ali masih berpikiran positif. Mungkin istrinya lupa memberikan kepadanya di hari ultahnya.

Setelah pulang ke rumah, ia berharap bahwa istrinya akan memberikan kejutan bagi dirinya dengan menyerahkan bungkusan berisi HP. Tapi hingga larut malam tidak ada tanda-tanda bahwa istrinya ingat akan hp yang dibelinya.

Maka ia langsung menanyakan hal ini kepada istrinya. Tapi alangkah kecewanya Ali ketika mendengarkan dari mulut istrinya sendiri bahwa ponsel yang dibelinya bukan untuk Ali melainkan untuk adiknya yang masih kuliah. Rasa kecewanya bukan karena tidak dapat hadiah, melainkan berarti istrinya secara diam-diam sudah menyembunyikan sesuatu dari dirinya. Padahal ia sangat mempercayai istrinya.

Karena merasa dibohongi, maka Ali menanyakan dari mana istrinya mendapatkan uang untuk membeli ponsel dengan harga jutaan rupiah tersebut? Namun, jawaban istrinya semakin membuat ia yakin bahwa selama ini ada banyak hal yang disembunyikan terhadap dirinya. Apa saja jawaban istrinya, tentu tidak perlu ditulis secara rinci di sini.

Membangun Kembali Kepercayaan Yang Sudah Rusak Tidak Mudah

Sebagai orang yang sudah dianggap orang tua sendiri, maka saya mencoba menasihati Ali untuk tidak buru-buru memutuskan bercerai, rundingkan dulu dengan tenang dan diskusikan kembali. Mungkin saja uang pembeli hp memang dari belanja dapur yang diirit sedikit-sedikit dan bukan berasal  dari lelaki lain. Bercerai bukanlah jalan keluar yang terbaik. selama keduanya masih ingin melanjutkan hidup bersama.

Sementara, Ali tidak ingin pulang ke rumahnya karena ingin merenung diri. Sebagai orang luar, walaupun sudah dianggap sebagai keluarga sendiri, yang dapat saya lakukan adalah memberikan nasihat dan tidak mungkin mencampuri terlalu dalam masalah keluarga mereka.

Membangun kembali kepercayaan yang sudah rusak memang tidak mudah, tapi bercerai bukanlah jalan terbaik. Masih terbuka jalan bilamana istrinya mau mengakui dengan jujur, dari mana ia mendapatkan uang untuk membeli ponsel yang harganya lebih dari 2 juta rupiah. Padahal ia tidak memiliki penghasilan sendiri.

Kalau memang dari uang belanja yang diirit dan ditabung, maka masalahnya mungkin akan cepat dapat diselesaikan, Akan tetapi bilamana uang tersebut diperoleh dari pria lain, maka masalahnya akan semakin rumit.

Biarlah Ali menyelesaikan kemelut rumah tangganya sendiri. Tapi kita bisa memetik pelajaran, yakni jangan pernah ada dusta antara suami dan istri. Hal ini bukan hanya berlaku pada pasangan muda, tapi juga untuk pasangan yang sudah gaek. Baru-baru ini, teman saya yang sudah menikah 35 tahun, bercerai, karena salah satu dari mereka tidak bisa menjaga kepercayaan.

Semoga bermanfaat,

Perth,14 Juni 2018

Salam saya,

Roselina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun