Mohon tunggu...
Surobledhek
Surobledhek Mohon Tunggu... Guru - Cukup ini saja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi tak harap kembali

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perempuan yang "Tahan Banting"

7 Maret 2020   23:56 Diperbarui: 8 Maret 2020   00:26 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
WordPress.com gsumariyono's Weblog | Just another WordPress.com weblog

Ketika kita memikirkan dan merenungkan, pastilah tak akan pernah berbuat yang membuat perempuan merasa kesulitan. Apalagi membuatnya bersedih hati.

Tidak hanya itu saja, pada senagian keluarga. Peran perempuan menjadi ganda. Jadi pengurus rumah tangga. Juga sebagai kelapa keluarga.

Padahal di beberapa daerah, masih banyak perempuan yang dominan dibanding laki-laki. Contohnya adalah perempuan suku Asmat, Papua. Perannya sebagai ibu rumah tangga tetap dilakukan seperti biasa layaknya perempuan normal. Namun di sana perempuanlah yang bekerja. Mereka menggantikan peran laki-laki. Sungguh mereka adalah contoh perempuan "tahan banting" yang sebenarnya.

Jadi bagi perempuan yang sehari-harinya bekerja, baik dalam rumah atau pun di luar rumah. Kita masih bisa bersyukur. Ternyata di suatu tempat di Papua masih ada perempuan perkasa yang "tahan banting." Mereka mampu menikmati hidupnya dengan bahagia.

Dan buat lelaki, ketika ingin mengintimidasi atas kekurangan dan kelelahan perempuan yang bekerja dalam rumah dan di luar rumah. Ingatlah ketika hal itu dilakukan, maka kenanglah bagaimana ibu kita. Dia seorang perempuan yang penuh kesabaran dalam kelelahan yang ditahan hingga kita menjadi besar dan dewasa seperti sekarang ini.

Dengan begitu maka perempuan adalah ratu dalam rumah yang disayangi, dicintai dan dihormati. Seperti kita menyayangi menghormati ibu kita. Aamin.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun