Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Ibarat Minum Obat Kuat, Ibu Bupati Overdosis di Saat Krisis

29 April 2020   06:23 Diperbarui: 29 April 2020   06:52 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beragam materi kampanye pencitraan dengan foto Bupati Klaten yang jadi perbincangan seru di kalangan warganet. | Sumber Foto: twitter.com/mdplnusantara

Tragisnya ada masyarakat yang tanpa sengaja menyobek stiker foto Ibu Bupati dan menemukan label bantuan dari Kementerian Sosial yang ditimpa stiker tersebut. Segera melalui akun twitter resminya, ibu bupati langsung mengklarifikasi hal ini. Sri Mulyani menyatakan bahwa kasus penempelan stiker dirinya tersebut adalah kesalahan teknis yang terjadi di lapangan. 

Tentu saja klarifikasi tersebut justru mendapat cibiran dari warganet. Bagaimana bisa kasus penimpaan stiker bantuan Kemensos merupakan kesalahan teknis semata? 

Sebenarnya dari sisi strategi kampanye pencitraan yang dilakukan Bupati Klaten ini sudah benar. Meski sudah duduk sebagai petahana, dirinya harus tetap melakukan kampanye pencitraan agar tetap bisa memenangkan kontestasi Pilkada yang akan segera digelar kembali.

Sayangnya secara taktis Sri Mulyani memilih jalan yang kurang tepat. Sebagai bupati petahana, Sri Mulyani tak perlu terlalu narsis dengan menampilkan foto dirinya di mana-mana melalui media branding yang beragam. Taktik seperti itu hanya diperlukan oleh penantang yang belum dikenal dan memiliki panggung seperti dirinya.

Akan lebih bagus jika sebagai petahana Sri Mulyani bisa tampil low profil dan tidak terkesan ambisius. Tak perlu berteriak ke masyarakat dengan memasang foto dimana-mana, namun cukup dengan menjadikan dirinya sebagai obyek bisik-bisik mesra, rerasan, gethok tular dan omongan dari mulut ke mulut antar warga karena kepedulian dan profesionalitasnya dalam mengelola pemerintah dan menghadapi krisis yang terjadi.

Tak perlu hardcampaign melalui media konvensional yang malah terkesan vulgar, melainkan cukup soft campaign dengan menggerakkan kekuatan media massa serta jaringan sosial media sebagai corong penyebar gosip positif tentang eksistensinya.

Seremoni serah terima bantuan oleh Bupati Klaten. | Sumber Foto: twitter.com/YaniSunarno
Seremoni serah terima bantuan oleh Bupati Klaten. | Sumber Foto: twitter.com/YaniSunarno
Branding Bupati Klaten di produk beras unggulan hasil kerjasama dengan BATAN. | Sumber Foto: twitter.com/YaniSunarno
Branding Bupati Klaten di produk beras unggulan hasil kerjasama dengan BATAN. | Sumber Foto: twitter.com/YaniSunarno
Sayangnya, alih-alih menjalankan taktis yang manis, Sri Mulyani justru tergoda melanggar etis sehingga menjadi blunder yang berpotensi menghancurkannya. Gara-gara terlalu bernafsu yang menggebu-gebu, Sri Mulyani justru menjadi abu. 

Padahal sebagai petahana istilahnya dirinya tak perlu minum obat kuat apalagi hingga overdosis yang justru bisa menyebabkan kritis, melainkan cukup dengan makan nutrisi yang bergizi, berolahraga seperlunya dan menjalankan pola hidup sehat untuk menjaga stamina. 

Semoga saja nasi belum menjadi bubur, dan Ibu Bupati masih bisa memperbaiki citra positifnya sebelum penyelenggaraan Pilkada serentak nanti benar-benar dilaksanakan oleh KPU. |*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun