Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Neokolonialisme itu Nyata!

8 Januari 2020   16:50 Diperbarui: 9 Januari 2020   08:35 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : riaubarometer.com

Ojok salah, Amerika bukan biang kerok konspirasi. Amerika adalah korban utama dari konspirasi. Bani israil sukses menguasai berbagai bidang di negara adi kuasa itu. Karena orang Amrik itu sekuler total dan materialisme --tentu saja nggak semua begitu--. Etos hidupnya hura-hura, kenta kentu ae.

Tapi tenang saja, bangsa Indonesia itu susah dimasuki konspirasi. Bukan karena agamanya kuat, tapi karena nggak jelas. Kita itu bisa dengan mudah berubah jadi iblis ke malaikat dengan sangat cepat.  Paginya maling, siangnya sembahyang. Siangnya mabuk, malamnya pengajian. Iki serius.

Penting bagi Amerika untuk melibas Iran. Karena tinggal Iran, negara besar berideologi Islam yang tidak mau tunduk pada Amrik dan sekutunya. Muammar Khadafi, Shadam Hussein sudah berhasil dilenyapkan. Kita yang termasuk negara dengan mayoritas beragama Islam, juga tunduk pada Amrik.

Dan apesnya, tidak ada negara Islam atau yang mayoritas penduduknya beragama Islam yang mendukung Iran. Hanya kelompok-kelompok milisi yang nggak terlalu bisa diharapkan. Arab Saudi sendiri nggak mungkin membela Iran (dan malah bersekutu dengan bani Israil). Disamping sentimen sekte, juga karena Arab punya banyak hutang budi pada Amrik dan sekutunya.

Maka jelas Amrik tidak bisa dikalahkan (untuk saat ini). Ini sudah tertulis dalam kitab suci. Jarene se.  Iki serius rek.

Ngomong soal balas budi, jadi ingat Indonesia yang banyak berhutang "budi baik" pada China. Sehingga Indonesia memberi permakluman pada China yang maling ikan di perairan Natuna.

Itu contoh dahsyatnya budi baik. Dengan budi baik, orang tidak merasa telah dipecundangi. Martabat pun nggak penting lagi. Nggak masalah diinjak-injak asal kebutuhannya dipenuhi.

Neokolonialisme di negeri ini tumbuh subur karena rakyatnya gampang jatuh cinta. Kita tidak merasa dijajah karena sering dijuju. Diutangi, dipuji-puji, pokoknya dikasih sesuatu yang menyenangkan padahal ada pamrih busuk dibalik itu semua.

Sudah banyak terjadi koruptor yang dibelani oleh tetangga-tetangga kampungnya. Karena si koruptor ini sudah banyak mengumrohkan tetangganya tadi. Membangun pos ronda, jembatan, bahkan masjid, tapi dia tidak pernah membangun akhlaknya sendiri. Jadi, jangan percaya Robin Hood.

Ojok gampang jatuh cinta. Kalau seorang politisi atau siapapun yang ada hubungan dengan kekuasaan ngasih uang, membangun fasilitas umum, mengumrohkan orang, itu biasa. Itu untuk memprospek dirinya agar dapat banyak simpati dan dipilih lagi. Beda kalau yang berbuat baik itu orang biasa, bukan politisi atau jauh dari urusan kekuasaan.

Kita sekarang ini sedang dijajah! Neokolonialisme itu nyata. Dan kita semua nggak sadar, karena kita terjangkiti penyakit materialisme. Ingin serba wah, sampai utang trilyunan rupiah untuk mbangun ini, mbangun itu. Kita pun menyembah dia habis-habisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun