Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Neokolonialisme itu Nyata!

8 Januari 2020   16:50 Diperbarui: 9 Januari 2020   08:35 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mau mbahas banjir sungkan dibilang  sok bijak karena nggak pernah merasakan susahnya kebanjiran. Ngajar-ngajari orang bersabar tapi sama sekali nggak pernah hidup sengsara. Raimu, eh raiku iku sopo?

Nulis soal banjir Jakarta juga beresiko jadi ajang perang antara pendukung Anies dan Ahok di kolom komen. Memfasilitasi para pengecut yang kehidupan seksnya menyebalkan.

---Tapi itulah medsos--> belantara makian, ratapan dan pamer. Walau ada satu dua yang postingannya swejuk. Dadi nek gak siap dipisuhi netizen, ojok medsosan---

Sekarang aku males mbahas apa pun. Kemarin saat Natal kepingin pol nanggepi kicauan Ustadz "Jagalah Hati" yang menurutnya mengucapkan Natal itu membatalkan Syahadat. Tapi gak jadi, bosen nulis hal yang sudah jadi polemik tahunan. Dan fatwa seperti itu gampang banget dipatahkan, tanpa perlu pakai ayat. Jadi, apa asyiknya. Nggak ada tantangannya.

Mau nulis perseteruan antara Amrik dan Iran juga sungkan ada yang salah paham. Pasti aku akan dicap Kadrun. Repot Ndes.

Semua kekacauan di Timur Tengah, entah itu sesama bangsa Arab atau Amrik Vs Arab, berawal dari lahirnya Yesus alias Isa Al Masih. Iki serius rek.

Bani Israil nggak mau mengakui Nabi yang bukan dari kaumnya. Umat Nabi Musa ini nggak akan diam sebelum umat selain dia, dia kuasai. Makanya mereka melakukan konspirasi sejak dini. Pelan tapi pasti  dunia ini akan dikuasai hingga jadi satu tatanan dunia baru, "New World Order".

Maksudnya mungkin bukan menguasai wilayah, tapi lebih pada sumber-sumber yang menjadi hajat penting manusia. Yang membuat hidup kita tergantung pada mereka. Dan sialnya, kita nggak sadar dan nggak perduli. Sing penting hepi, fak yu ol.

Dan sekarang konspirasi sudah hampir sempurna. Tinggal nunggu kedatangan sang "monster". Apesnya "monster" ini nggak bisa dikalahkan. Hanya Isa Al Masih (yang bangkit dari kuburnya) yang bisa menaklukannya. Iki serius.

Bani Israil selama ratusan tahun berusaha mencuci otak kita lewat seni dan budaya. Entah itu film, musik, fashion, atau seni yang lain. Kalau kamu pecinta film, terutama animasi. Banyak film kartun bertema monster dan sejenisnya. Lewat film-film itulah mereka menanamkan kesadaran di otak sejak anak-anak bahwa "monster" ini adalah teman. Iki serius.

Nggak masalah kamu nonton film, menggemari musik, atau ngikuti fashion mereka. Sing penting urusan agama tetap jalan terus.  Biar nggak gampang "masuk angin" oleh ideologi-ideologi kacau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun