Mohon tunggu...
Tomy Rivaldo
Tomy Rivaldo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Tingkat Pengangguran di DKI Jakarta Melebihi Tingkat Pengangguran Nasional

2 Juni 2017   10:05 Diperbarui: 2 Juni 2017   10:28 9159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tomy Rivaldo

165120601111029

33

Tingkat pengangguran di Indonesia bisa terbilang lumayan tinggi. Pengangguran di Indonesia menjadi permasalahan yang sangat kompleks. Banyaknya jumlah penduduk di Indonesia tidak dapat dipungkiri lagi. Berbagai macam faKtor dapat mempengaruhi pengangguran. Seperti kurangnya lapangan pekerjaan, banyaknya angkatan kerja, sampai modernisasi yang menimbulkan berkurangnya kesempatan kerja karena tenaga manusia banyak digantikan oleh mesin. Pasalnya dari data yang ditunjukan badan pusat statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka nasional lumayan tinggi, dengan mencapai angka 5,50 persen.

Angka ini tentu terbilang tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Di Indonesia sendiri, provinsi dengan tingkat pengangguran tertinggi berada di Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2015 dan 2016, sedangkan pengangguran terendah di Provinsi Bali. Namun ada yang lebih mengkhawtirkan, yakni persentase tingkat pengangguran terbuka di Jakarta ternyata melebihi persentase tingkat pengangguran terbuka Nasional. Dalam hal ini, tentu menjadi sangat menarik dikarenakan Jakarta adalah Ibukota Indonesia. Yang mana seluruh pusat pemerintahan dan pusat perekonomian di Indonesia terpusat di kota ini.

Sebenarnya apasih pengangguran itu? Apakah hanya mereka yang tidak memiliki pekerjaan dikatakan sebagai pengangguran?. Pertanyaan mendasar itulah yang membuat kita berpikir dua kali. Penganguran adalah sebutan untuk suatu keadaan di mana masyarakat tidak bekerja. Menganggur adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dalam kurun waktu seminggu sebelum pencacahan dan sedang berusaha mencari pekerjaan dan ini mencangkup mereka yang sedang menunggu panggilan terhadap lamaran kerja yang di ajukan atau sedang tidak mencari kerja karena beranggapan tidak ada kesempatan kerja yang tersedia untuk dirinya walaupun dia sanggup.

Menurut Sakernas (Survey Keadaan Angkatan Kerja Nasional), pengangguran didefinisikan sebagai berikut:

  1. mereka yang sedang mencari pekerjaan dan saat itu tidak bekerja;
  2. mereka yang mempersiapkan usaha yaitu suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu usaha/pekerjaan yang baru;
  3. mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, disebut dengan penganggur putus asa; dan
  4. mereka yang sudah mempunyai pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.[1]

Kira kira seperti itulah gambaran sikngkat tentang pengertian pengangguran. Banyak hal yang mendasari timbulnya pengangguran seperti angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan, gagalnya sektor industri, dan masih banyak yang lainnya.

Di Jakarta, pengangguran merupakan salah satu masalah yang kompleks. Tingginya angka pengangguran di Jakarta selalu menjadi buah bibir di tingkat nasional. Pasalnya, Jakarta adalah Ibukota Indonesia yang merupakan simbol dari perekonomian di Indonesia. meskipun demikian, Jakarta tetap menjadi pilihan para kaum urban untuk mencari peruntungan di Ibukota. Tentu hal ini berdampak pada meningkatnya angka pengangguran di Jakata. Terbukti dari data yang terdapat pada badan pusat statistik yang menunjukan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi DKI Jakarta pada Februari 2016 sebesar 5,77 persen. Angka ini melebihi persentase pengangguran nasional yang menunjukan hanya 5,50 persen saja. Masalah ini menjadi sangat memprihatinkan karena Jakarta sebagi ibukota Indonesia Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) melebihi angka persentase di tingkat nasional. Jakarta yang merupakan pusat dari pemerintahan dan sekaligus pusat perekonomian Tingkat Pengangguran Terbuka nya malah melebihi tingkat Nasional.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) DKI Jakarta menurut tingkat pendidikan menunjukkan bahwa sebagian besar TPT bulan Februari 2016 lebih rendah dibandingkan Februari 2015. Pada Februari 2016, hanya pendidikan SMA Kejuruan yang lebih tinggi dibandingkan Februari 2015, sedangkan tingkat pendidikan lain (SD ke bawah, SLTP, SMA Umum, Diploma dan Universitas) lebih rendah.

Hal ini menunjukan bahwa pendidikan tidak menjamin untuk mendapatkan pekerjaan. Pendidikan di sebagian banyak masyarakat Indonesia bahkan hanya menjadi gengsi semata. Orientasi para pelajar saat ini bukanlah tertuju pada ilmu yang didapatkan, melainkan pada pekerjaan apa yang ia dapat setelah lulus. Tentu ini sangat berbahaya jika mainset para pelajar di Indonesia sangatlah menyimpang. Meskipun tidak dapat dipungkiri lagi, memang pada akhirnya kita harus tetap bekerja untuk menjamin kelangsungan hidup kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun