Mohon tunggu...
Rina Darma
Rina Darma Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga

Happy Gardening || Happy Reading || Happy Writing || Happy Knitting^^

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

"Dulag", Tradisi Membangunkan Sahur ala Bandung

5 Juni 2018   14:47 Diperbarui: 5 Juni 2018   14:56 1852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Bagiku, adanya pasukan pembangun sahur sangat bermanfaat karena bisa membangunkan dari tidur. Walau bisa memakai alarm tapi entah kenapa kerap tidak mempan. Sedangkan dulag bisa menjadi pertanda tanpa melihat waktu sekalipun kita bisa mengira-ira. Apakah sudah kesiangan atau belum? Sebab, pasukan pembangun sahur biasanya datang di waktu yang sama. Misalnya jam setengah tiga.

Namun, meskipun tidak semeriah di Buah Batu aku lebih suka di Kopo. Sebab, lebih enak didengar dan tidak terkesan mengganggu warga lain yang mungkin tidak berpuasa. Dulag yang memakai gong mungkin lebih ke hiburan. Dan, akan mengagetkan siapa saja yang pulas di sepertiga malam. Ibaratnya bisa menggetarkan tembok rumah.

Dulag di Bandung ini sendiri memang bukan hal yang asing karena sudah ada sejak dulu. Dulag berarti bedug. Sebab, awalnya para pembangun sahur menabuh bedug yang cukup besar dibawa dengan roda. Lalu, berteriak sahur... sahur tanpa bantuan mic. Seiring berjalannya waktu jadi seperti sekarang. Begitu kata suami yang asli Bandung.

Kalau ingin menyaksikan dulag ini bisa menyusuri daerah Pasirluyu Buah Batu sekitar setengah tiga malam. Namun, menjelang akhir bulan puasa atau Lebaran dulag juga bisa dijumpai sore hari.

Nah, ngomongin tradisi membangunkan sahur ini dikutip dari metrotvnews.com ternyata sudah ada sejak abad pertengahan di Arab Saudi. Berdasarkan catatan petualang Ibnu Batutah (1829), saat waktu sahur tiba, muazin akan mengumumkan datangnya waktu sahur dari atas shauma'ah yang berada di sudut timur Masjidil Haram.

Cara hampir serupa juga dilakukan di Kuwait dan Mesir. Kemudian mulai semarak pada Dinasti Abbasiyah. Pada masa Dinasti Mamluk tahun 865 Hijriyah mulai digunakan dentum meriam.

Bagaimana dengan pasukan pembangun sahur di daerahmu Kompasianer?

Baca juga ya artikel aku sebelumnya: Stigma Negatif "Sahur on The Road"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun