Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Tingkat Tujuh Toilet

26 September 2019   15:43 Diperbarui: 26 September 2019   16:08 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: pixabay

aku membaui aroma jeruk menuju perpisahan
antara desah air dan gerimis yang lupa turun

mengetok-ngetok dinding
sang amuk berujung rutuk

membanting-banting pintu
sang makar mengancam pelatuk

di sini indah menikmati perpisahan
tingkat tujuh toilet berbintang

mengedan kesakitan yang dihempas penguasa
mengumpul kata-kata bermartabat

inginku mereka bertutur kata sahabat
kendati sering tak sepakat

aku berpisah dari kenyangnya makan siang
orang-orang merasa lapar saling menghunus
kebusukan

anak-anak hilang pegangan

selesai
kutekan titik perpisahan, terhanyut
tapi dadaku masih penuh melihat darah memayungi angkasa
aku kehilangan ramah-tamah

Ujung Latah, 919

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun