Mohon tunggu...
Rifan Nazhip
Rifan Nazhip Mohon Tunggu... Penulis - PENULIS
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hutan kata; di hutan aku merawat kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pulang

20 Agustus 2019   11:30 Diperbarui: 20 Agustus 2019   11:58 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : pixabay

pulang
pulang
kaki belulang
jalan-jalan
jadi jalang
perempuan-perempuan
memegang parang
mulutnya menyilang
meludah  datang

tak pulang-pulang
hati membelulang
rindukan tubuh
untuk berlabuh
tapi si ayah jalang
hanya si malang
harta dicari
miliknya lari

pulang
pulang
aku si malang
si ayah jalang
harta telanjang

istri bertanya di mana rumah
rumah terbakar kredit tak bayar
anak bertanya di mana rumah
rumah mainan berubah dian

yang membakar cita-cita
yang membakar harap-harap
adakah hari selalu keparat?

pulang
pulang
tunggang-langgang
akulah si ayah
susah payah
pulang
pulang
dan tunggang langgang

Ujung Kata, 819

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun