istriku mencuci bait-bait Tuhan
dalam pakaiannya ketika bertemu
sang tuan besar di meja kecil
di sudut kafe dengan lampu yang kerdil
mata yang mengecil serta seulas senyum
mungil
suaminya ini menyeterika bait-bait Tuhan
dalam pakaian dalamnya ketika bersua
sang nyonya besar di kamar kecil
di sudut lorong yang dekil dengan lampu mungil
mata memejam serta napas menajam
lenguh yang gigil
tapi istriku tak menemukan cara
mencuci bait-bait Tuhan
tapi suaminya ini tak menemukan metode menyeterika bait-bait Tuhan
bait ada di setiap alur benang yang menjadi kain
menjadi gaun menjadi harga seorang wanita
bait ada di setiap alur benang yang menjadi kain
menjadi pakaian dalam menjadi pembayar seorang pria
bait-bait itu tetap mengental melebihi tinta
melebihi getah melebihi cat yang mewarnai dinding
dunia
bait-bait itu tetap menujum langkah menghitung setiap desah
setiap pecah setiap basah
istriku mencuci bait-bait Tuhan
suaminya ini menyetrika pakaian dalam
setelah singgah di persuaan yang kaku
di muka hakim kami berkata, "Bersedia
berpisah sampai pungguk memeluk bulan."
Ujung Kata, 819