Mohon tunggu...
Riandy Hermawan
Riandy Hermawan Mohon Tunggu... -

I'm alumnus of SMAN Model 1 Banyuasin I. And I'm a student of International Relations Department Faculty of Social and Political Science, Sriwijaya University 2016

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Penjahat Transnasional: Pembakar Hutan vs Koruptor, Koruptor Kalah!

14 Maret 2019   16:50 Diperbarui: 14 Maret 2019   17:57 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : blog.act.id

Perbandingan dua penjahat transnasional : koruptor vs pembakar hutan. Siapakah yang lebih menghancurkan Negara?

Dilansir dari Kumparan.com, ICW (Indonesia Corruption Watch) mengatakan bahwa kerugian Negara mencapai 1,9 triliun pada periode semester 1 tahun 2018. Suatu hal yang menarik apabila kita membicarakan korupsi yang terus menggerogoti keuangan Negara.

Namun, pernahkah teman-teman berpikir ada suatu hal yang lebih menarik dan lebih menyeramkan untuk di analisis karena merugikan Negara dalam jumlah yang fantastis?

Pada headline news CNNIndonesia.com mengatakan "BNPB: Kerugian Negara Akibat Kebakaran Hutan Melebihi Rp 20T ". Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa kebakaran yang terjadi di Riau mencapai 20 triliun pada tahun 2015. Ini artinya kebakaran yang terjadi bukan hanya bencana bagi alam, tetapi juga bencana bagi Negara, atau bahkan bencana bagi Negara-negara lain karena dampaknya yang global.

Kebakaran hutan merupakan bencana alam yang bukan hanya merusak dan merugikan kondisi alam, tetapi juga merugikan kondisi keuangan Negara. Bahkan kabut asap akibat kebakaran  yang terjadi di hutan Riau tahun 2015 tersebut tidak hanya dirasakan oleh masyaraat di sekitar tempat terjadinya kebakaran tersebut, tetapi juga telah menyebrang ke Negara-negara tetangga dekat kepulauan Riau. Kebakaran di Riau menyebabkan wabah kabut asap terburuk di kawasan Asia Tenggara, terutama Malaysia dan Singapura. (VOAIndonesia.com, 2015).

Lalu, apakah yang menyebabkan kebakaran hutan ini? Ataukah ini bukanlah sebuah kebakaran hutan melainkan pembakaran hutan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau selalu terjadi saat musim kemarau yang disebabkan oleh manusia melakukan pembukaan lahan (newsdetik.com, 2015). Penyebab kebakaran hutan dan lahan di Riau sebenarnya bukan karena kemarau atau akibat-akibat alam yang lain, melainkan oleh manusia itu sendiri. Pembakaran yang dilakukan oleh manusia tersebut merupakan sebuah kejahatan transnasional yang serius dan penting untuk dikaji dan dianalisis.

Hal ini manjadi hal yang sangat penting untuk dikaji, karena kasus pembakaran hutan dan lahan ini terjadi hampir di setiap musim kemarau. Agaknya, para pelaku pembakaran hutan sengaja melakukan pembakaran hutan dan lahan ini di musim kemarau selain agar mudah melakukan pembakaran untuk pembukaan lahan, tetapi juga mereka ingin mengalihkan perhatian sebuah pembakaran menjadi sebuah kebakaran yang terjadi tidak disengaja karena musim kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan dan lahan yang mudah terbakar dengan jatuhnya puntung rokok dan sebagainya.

Isu pembakaran hutan ini juga merupakan isu berkelanjutan yang perlu dibahas agar pemerintah dan masyarakat dapat menyelesaikan masalah ini. Seperti yang kita ketahui, masalah ini belum diselesaikan sepenuhnya karena tidak ditemukannya akar permasalahan dari masalah ini.

Dalang-dalang pembakaran hutan dilakukan oleh oknum-oknum seperti perusahaan-perusaahaan sawit dilakukan secara besar-besaran menyebabkan lahan dan hutan yang terbakar semakin meluas. 

Banyak dampak global yang terjadi karena pembakaran yang dilakukan. Menyebarnya kabut asap yang melintasi batas-batas Negara tetangga, seperti: Malaysia dan Singapura menyebabkan udara disana menjadi tidak sehat, jarak penglihatan semakin tertutup, banyak penyakit yang menyerang, serta penerbangan disana tertunda. 

Hal-hal tersebut menyebabkan mereka geram, karena pemerintah Indonesia terkesan tidak menyelesaikan permasalahan tersebut dengan tidak serius sehingga membuat Singapura melakukan protes diplomatik terhadap Indonesia untuk segera menyelesaikan akar permasalahannya.

Dilansir darui Tempo.co, kebakaran kembali terjadi awal tahun 2019 di area kosong bergambut yang berdampingan dengan kebun sawit. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan bahwa kebakaran lahan tersebut merupakan kesengajaan yang dilakukan perusahaan sawit dengan tujuan untuk memperluas lahan kebun sawit mereka.

Upaya-upaya dilakukan terus oleh pemerintah untuk menyadarkan pelaku-pelaku pembakaran hutan tersebut. Upaya jalur hukum pun telah dilakukan pihak KLKH dan berhasil memenangkan perkara. Dan pelaku pembakaran hutan yang berasal dari perusahaan sawit tersebut ditahan.

Pemerintah harus melakukan upaya lebih untuk membuat para pelaku jera terhadap perbuatan mereka serta tidak ada lagi tindakan-tindakan serupa untuk kedepannya, seperti permintaan pertanggung jawaban dari dalang tindak kejahatan tersebut serta denda yang ditujukan untuk perusahaan yang terlibat. Dan pemerintah juga harus melihat apakah ada upaya korupsi atau suap yang dilakukan perusahaan terhadap oknum berwenang.

Karena dampak dari kebakaran hutan tersebut berimplikasi global. Maka, bentuk kerjasama regionalisme Asia Tengggara (ASEAN) juga membuat suatu perjanjian untuk menyelesaikan dan mencegah masalah kabut asap yang berasal dari kebakaran hutan ini terjadi, yaitu ASEAN Agreeement on Transboundary Haze Pollution (AATHP). Serta masyarakat Indonesia seharusnya ikut kerja sama untuk mencegah hal ini terjadi, karena banyak hal-hal buruk yang akan terjadi apabila hal ini tidak dicegah.

Referensi:

Foto : blog.act.id


Kumparan.com
CNNIndonesia.com
Detik.com
VOAIndonesia.com
Tempo.co

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun