Mohon tunggu...
Reza Nurrohman
Reza Nurrohman Mohon Tunggu... Wiraswasta -

manusia yang terus bertumbuh. tidur dan makan adalah hal yang lebih menyenangkan sebenarnya namun berkerja merupakan kewajiban saya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Njoto, Wakil Ketua PKI Saudara Ipar Suharto yang Terlupakan

22 September 2017   12:02 Diperbarui: 22 September 2017   12:16 15655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pernah  dengar istilah bersih lingkungan? Aturan Bersih Lingkungan merupakan  kebijakan populer larangan keluarga yang anggotanya dianggap komunis  untuk posisi tertentu. Sayang fakta bahwa ada hubungan keluarga tokoh  pki dan presiden kedua melalui  persaudaraan istri terlupakan. Keluarga   Njoto terutama istri dan anak-anaknya harus rela hilang dari silsilah  trah mangkunegaran keluarga besar bangsawan Solo selama orde baru.  Pemerintah terutama departemen dalam negeri pun mengabaikan fakta  penting ini dan mereka dibiarkan hilang dari sejarah keluarga besar  mangkunegaran.

Keluarga bangsawan solo memang unik, banyak  menghasilkan tokoh-tokoh serta pemimpin-pemimpin yang kemudian saling  berkoalisi dan berkonflik menjadi pahlawan dan penghianat. Tercatat  banyak orang-orang besar negara Indonesia modern punya hubungan  kekerabatan dengan trah bangsawan solo  seperti Jenderal Djatikusumo,  Wakil Ketua PKI  Njoto, Presiden Suharto sampai Presiden Sukarno.  

Tercatat orang tua Ibu Negara Tien Suharto menjadi wali nikah Njoto dan  Sutarni. Sutarni Njoto dan Tien Suharto  merupakan saudara sepupu yang  sangat dekat ketika masih muda otomatis Presiden Suharto mengenal Njoto  lebih dari teman. Untuk alasan kekerabatan pula mungkin Njoto bisa dekat  dengan Sukarno bahkan menjadi menteri. Sayang seperti kelamnya sejarah  kerajaan dan kebangsawanan apabila ada konflik maka harus ada yang  hilang dari sejarah.

Sekilas tentang Njoto, dialah pemimpin PKI  termuda dalam sejarah partai. Posisinya  pun luar biasa berpengaruh.   Njoto merupakan wakil ketua PKI bidang agitasi dan propaganda yang  membawahi koran harian rakyat dan seniman lekra. Secara hirarki bisa  dibilang orang nomor dua PKI adalah Njoto. Banyak massa komunis simpati  pada Njoto sehingga membuat Aidit memanfaatkan Syam dan biro khusus PKI  agar tak ada kudeta bos PKI. Ada slogan kalangan komunis kalau Aidit  yang datang mereka bersikap formal saja namun jika Njoto yang datang  mereka menambah dengan penghormatan yang lebih daripada Aidit.

Dalam  sisi politik perbedaan pandangan para kerabat ini ibarat bumi dan  langit. Sukarno mau merangkul Komunisme Njoto dalam Nasakom namun tak  mau jadi komunis. Suharto mau memukul Njoto karena Nasakom dianggap  salah kaprah. Njoto sendiri ingin dukungan Sukarno sebagai  Presiden dan  Suharto sebagai Jenderal. Para istri-istri pejabat tentu saja akur adem  ayem macam emak-emak jaman sekarang apalagi trah bangsawan  Jawa  biasanya  gak banyak tingkah. Tragedi 1965 menyebabkan kemesraan  keluarga yang beda pandangan politik ini sirna.

Kemarahan   Presiden Suharto dan Ibu Negara Tien Suharto kepada  Wakil Ketua PKI  Njoto dan Sutarni Njoto tidak melulu soal politik. Ingat orde baru  menjadi pelopor anti poligami dan kebijakan pejabat bersuami atau  beristri hanya satu sebagai bentuk antitesis kepada Sukarno dan Njoto.  Sebagai orang tampan tentu Njoto mengalami godaan layaknya Sukarno.  Njoto memang sempat mempunyai wanita idaman lain yang membuat kolega PKI  seperti Aidit maupun seteru seperti Suharto murka. Alasanya sederhana,  PKI dan tentara sama-sama organisasi militan yang menuntut standar moral  tinggi kepada komandan dan ketuanya. Mungkin Sutarni Njoto dianggap  gagal sebagai putri jawa untuk menahan syahwat suaminya.

Wanita  idaman lain itu bernama Rita seorang gadis Rusia. Menurut banyak  orang-orang Indonesia di Rusia  yang tergila-gila padanya matanya biru,  bibirnya menggoda, tingginya  semampai, putih mulus dan sexy untuk  ukuran pria pribumi. Maklum saja jaman dulu belum ada pemutih seperti  jamansekarang sehingga wanita Indonesia kebanyakan berkulit sawo matang.  Mungkin Njoto khilaf, Menteri sekaligus Wakil ketua PKI yang sering  plesir ke Uni Soviet kini Rusia butuh  kehangatan. Kebetulan Rita memang  petugas khusus untuk mendampingi pejabat Indonesia. 

Teroi Supply dan  Demand mungkin berlaku, tugas profesi yang menyatukan mereka melebur  sampai ranjang. Sayang beribu sayang ternyata menurut para pejabat KGB  alias intelijen si gadis Rita memang disediakan untuk tugas khusus  seperti itu. Cinta terlarang Njoto pun bertepuk sebelah tangan.  Surat-surat dan hadiah tanda cintanya kepada Rita pun bocor dari mulut  pejabat lain yang ikut ditemani Rita. Kalangan elit Indonesia pun sempat  heboh, saya bersyukur jaman dulu gosip belum tenar sehingga rakyat tak  tahu skandal pejabat.

Tak tahan jadi bahan gunjingan kaum elit  kemudian rencana Njoto menceraikan Sutarni saudari Tien Suharto membuat  Ketua PKI Aidit pun murka dan membawa Njoto ke Uni Soviet untuk  membereskan perkara Rita sekaligus mempresentasikan teori 30 persen  dukungan untuk merebut kuasa kepada komunis negara beruang dan panda  yang terbukti gagal pada tragedi 1965. Njoto bernasib sial apa daya Rita  sudah hilang dari genggaman  tambah pula dia diberhentikan  sementara  dari jabatan Wakil Ketua PKI karena selingkuh. Sejarah mencatat hubungan  Njoto dengan PKI dan Jenderal Suharto dengan militer menjauh. Perlu  saudara ketahui perbuatan selingkuh merupakan dosa organisasi militan.  Tak percaya? tanyakan pada tentara.

Pada tanggal 11 Maret 1966  sepulangnya dari sidang kabinet Nyoto diculik oleh sekelompok orang   yang tidak diketahui identitasnya dalam perjalanan pulang menuju   rumahnya di Jl. Tirtayasa. Ada beberapa tapol yang pernah melihatnya di  rutan salemba tetapi setelah itu mereka tidak melihat lagi karena  kemudian terhembus kabar burung bahwa Nyoto sudah dieksekusi di salah  satu kepulauan seribu Jakarta.

Bukti sejarah berdasarkan pengakuan  si pelaku menunjukkan bahwa Nyoto  yang Menteri Negara dibunuh atas  perintah Jenderal Sumitro sebagai  pembantu Jenderal Suharto dengan  jabatan Aisten Operasi Menpangad pada  1965. "Nyoto, gembong PKI, pernah  saya lihat sewaktu ia ikut dalam Sidang  Kabinet di Bogor. Dia  kelihatan sangat sombong, kurang ajar terhadap Pak  Hidayat, hingga saya  memberi tanda dengan sikut kepada Jenderal  Moersjid dan berkata:  'Sjid, ik krijg hem wel.' (Aku akan dapatkan dia).  Benar, saya sakit  hati melihatnya. Saya perintahkan khusus untuk  mengejarnya supaya ia  terpegang. Selang beberapa waktu ia dikabarkan  mati sudah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun