Mohon tunggu...
Reza Nurrohman
Reza Nurrohman Mohon Tunggu... Wiraswasta -

manusia yang terus bertumbuh. tidur dan makan adalah hal yang lebih menyenangkan sebenarnya namun berkerja merupakan kewajiban saya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Oei Tjoe Tat Tionghoa Menteri Indonesia yang Terlupakan Paska Tragedi 1965

21 September 2017   17:43 Diperbarui: 21 September 2017   18:50 4069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konflik internal Tionghoa   yang telah  saya  sebutkan diatas ternyata berakhir tragis. Tragedi  1965 menyeret tokoh kubu etnis Tionghoa yang mempertahankan identitas  asli karena banyak yang dipenjara dan dipaksa ganti nama. Kemenangan  politik kubu etnis Tionghoa yang ingin melebur dengan ganti nama seperti  John Lie dan Arief Budiman. Militer ketika itu dipimpin Suharto memang  berpihak pada kubu ini lebih kepada alasan politis.

Orde baru pun naik  dengan banyak harapan terutamma dari kalangan etnis Tionghoa. Seiring  berjalanya waktu ternyata pemerintah Orde  Baru menjadi otoriter. Tokoh  Tionghoa masa orde baru yang  juga kakak Soe Hok Gie ini  pun menyatakan penyesalanya dan kemudian turut membantu menerbitkan Buku Oei yang  kemudian dilarang. Oei memang menarik walaupun rumahnya pernah dibakar   kaum muda Tionghoa seperti Arief Budiman dan Soe  Hok Gie paska tragedi  1965 namun bersedia memaafkanya.

Misi Rahasia atau Intelijen Agen Presiden Sukarno Menteri Oei Tjoe Tat

Pengamat  dunia militer dan intelijen dalam sejarah Indonesia mungkin tidak  memperhitungkanya. Konflik dunia rahasia pada orde lama hanya ada  beberapa nama besar seperti Subandrio ketua BPI bos intel kubu Sukarno, Syam ketua Biro Khusus bos intel kubu komunis dan Ali Moertopo ketua bos  intel kubu Sukarno.

Konflik orde lama  tidak cuma terjadi didunia   nyata, dunia  rahasia atau dunia hitam juga  terdapat perang tidak  langsung tadi. Sukarno pun sadar ketiga kubu saling saing dan info intel  ke presiden sangat berbeda. Oei pun dimanfaatkan Sukarno untuk  menggunakan jaringan pendukungnya dan relasinya untuk menjalankan banyak  misi rahasia.

Jaringan intelijen Oei Tjoe Tat memang rumit. Saya  sarankan pembaca kompasiana membaca buku Yap Thiam Hiem, Siauw Giok Tjhan dan Oei Tjoe Tat sendiri. Ketiga bapak bangsa Indonesia dari etnis Tionghoa ini mempunyai hubungan dekat sekaligus jauh karena beberapa  kali ada konflik. Satu hal yang pasti Siauw dan Yap mengakui Oei lebih  berkuasa karena ada di eksekutif daripada mereka yang hanya duduk di  legislatif dan yudikatif. Sukarno kebanyakan menugaskan cakra birawa kini paspampres sebagai agen lapangan Oei seperti Ali Ebram.

Operasi Oei  ke Cina untuk meyakinkan Chou En Lai bahwa Indonesia menjadi perisai  selatan Cina dari blok barat Amerika dan Inggris dengan imbalan bantuan  keuangan, kontrol Chou atas Aidit agar tak berontak serta senjata yang  kemudian hari dimanfaatkan Aidit untuk membentuk Angkatan kelima.

Operasi  ganyang Malaysia yang menjadi galau karena adanya persaingan intelijen  Indonesia di luar negeri membuat Presiden Sukarno menugaskan Oei  melakukan misi ke luar negeri. Oei pun sempat gamang alasanya Malaysia  itu berarti England. Dan england, always rules the better, always rules  the world. Padahal Oei sadar betul RI ini keadaannya kacau balau  walaupun beliau juga menyatakan kalau habis sidang  yang penuh  perdebatan para pejabat dari kubu dan golongan identitas bisa nongkrong bareng namun pendukung mereka diakar rumput suka ribut. Luar biasanya  Oei tetap menjalankan misi rahasia ke luar negeri dengan keadaan yang  serba terbatas.

Dalam bukunya Oei cerita  bahwa beliau sempat  berkelana ke berbagai negara secara rahasia tanpa ada yang tahu. Beliau melakukan lobby pada para tokoh-tokoh Malaysia untuk bersimpati kepada  Indonesia ataupun melakukan perlakuan baik kepada para tahanan prajurit  ganyang Malaysia yang tertangkap serta mengusahakan agar jasad prajurit  yang gugur dapat dibawa pulang.

Oei pun sempat berkelana ke berbagai  negara seperti Jepang untuk mecegah buruh pelabuhan mogok mengangkut senjata. Sayang keterlibatan Oei melakukan perjalanan tercium intel  Subandrio dan Intel Ali Moertopo yang sedang bersaing. Desas-desus  bermunculan, timbul stigma Oei pejabat Indonesia antek asing yang tak  setia. Mobil, Rumah dan keluarganya mengalami pembullyan dari mulai  corat-coret sampai pembakaran. Curhat Oei pun ditanggapi dingin oleh  sang bos dengan mengatakan bahwa intel itu rahasia negara.

Akhir Hayat Oei Tjoe Tat Menteri Orde Lama Harus Rela Masuk Penjara dan Hilang dari Sejarah Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun