Mohon tunggu...
Renny Yulia
Renny Yulia Mohon Tunggu... -

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Jajanan Sehat Itu...

3 Oktober 2013   23:31 Diperbarui: 4 April 2017   17:21 4000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan jajanan tak sehat itu? Apa iya jajanan tak sehat hanya melulu ditudingkan pada jajanan kaki lima yang kebanyakan diproduksi oleh tenaga-tenaga yang kurang memiliki pengetahuan cukup soal seluk-beluk komposisi makanan sehat bergizi dan kebersihan? Padahal mereka adalah ibu-ibu rumah tangga yang ingin membantu suami menambah penghasilan dan para lelaki yang tak beruntung mendapatkan status lain kecuali sebagai pedagang emperan. Kalau kata orang Medan, pedagang ecek-ecek.

Jajanan sehat dan jajanan tak sehat sebenarnya tak gampang dikenali hanya berdasarkan lokasi. Kantin yang resmi dikelola dan dipantau oleh pihak sekolah maupun perusahaan, tetap memiliki peluang yang sama untuk dicemari jajanan tak sehat. Tak adanya pembinaan dan pemantauan yang kontinyu akan memudahkan jajanan tak sehat mampir ke lidah anak-anak, bahkan kita yang orang dewasa. Begitu juga dalam acara arisan, pengajian, rapat dan pertemuan-pertemuan resmi. Tetap saja kemungkinan itu ada. Meski tak sebesar jajanan pinggir jalan, yang dari sisi penyajiannya saja sudah tak sehat. Diletakkan di tempat terbuka, mengundang lalat dan serangga lainnya, juga debu, asap knalpot dan sebagainya.

Lantas, seperti apa sih jajanan sehat itu?

Menurut pakar-pakar kesehatan, semestinya jajanan untuk anak itu memiliki komposisi gizi yang baik dan berimbang. Selain juga tak mengandung bahan pengawet, pewarna buatan dan bahan tambahan yang tak diperlukan, misalnya; perasa instan. Masih ditambah dengan kebersihan dalam proses pengolahan dan kebersihan bahan. Banyak, kan?

Terus, bagaimana cara menjaminnya? Apa iya jajanan yang dijual di swalayan atau yang digembar-gemborkan dalam tayangan iklan di televisi dan media cetak benar-benar sudah memperhatikan takaran jajanan sehat itu? Belum tentu. Iklan jajanan terkadang malah menampilkan makanan tak penting yang jauh dari sehat, seperti permen beraneka warna yang jejak warnanya melekat lama di lidah anak.

Toh, kita tak mungkin juga senantiasa hidup dalam kecurigaan tingkat dewa dan memberlakukan rambu-rambu stop jajan di segala lini untuk anak-anak. Yang ada anak-anak malah akan melakukan unjuk rasa mogok makan. Hadeeuuh..

Memperkenalkan anak pada jajanan sehat dan ciri-cirinya jauh lebih penting daripada menceramahi mereka untuk hidup sehat tanpa jajan. Karena walaupun emaknya di rumah jago masak dan setiap hari membuatkan beragam camilan sehat, yang namanya anak-anak tetap saja ingin jajan seperti teman-temannya. Apalagi kalau jajanan itu diiming-imingi dengan hadiah mainan, bahkan uang seribu dua ribu dalam kemasan. Siapa yang tak mau? Emaknya juga ngiler.. Tak dikasih uang jajan sama emak, minta sama bapak. Tak dapat dari keduanya, minta ke nenek, paman, tante, bahkan tetangga.

Ciri-ciri jajanan sehat antara lain disebutkan dalam berbagai artikel kesehatan, jajanan yang tak memiliki warna mencolok, manis-asam-gurih berlebihan, dikemas dalam kemasan plastik yang aman ( bahan polyethylene (PE) dan polypropilene (PP) yang berwarna bening/tidak keruh) dan memiliki izin dari BPOM. Perhatikan pula komposisi kandungan bahannya. Untuk kebersihan pengolahan bahan

sudah barang tentu tak bisa dilihat langsung. Tapi menurut saya, salah satu penjaminnya adalah identitas produsen jajanan, lengkap dengan alamatnya. Ini akan memudahkan penelusuran sejauhmana keamanan produk yang mereka hasilkan.

Tak Hanya Makanan Kemasan

Siapa bilang makanan kemasan saja atau jajanan pasar di emperan yang patut diwaspadai? Temuan BPOM yang diungkap belum lama ini justru menyebutkan, minuman es yang dijual di sekolah-sekolah menjadi penyuplai bakteri dan mikroba terbesar dibanding makanan. Umumnya disebabkan kondisi air yang digunakan untuk pembuatan es kurang steril dan juga bongkah es yang tak diperuntukkan bagi konsumsi tubuh. Es-es balok untuk pendingin ikan, misalnya, yang berpindah dari satu tangan ke banyak tangan lainnya, sekarang banyak dipakai langsung oleh para penjual minuman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun