Mohon tunggu...
Ratna Sari
Ratna Sari Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja di Sektor Publik

Bekerja di Jakarta, lulusan kuliah Hukum. senang mengamati politik, hukum dan sosial. penyuka sastra, budaya dan film. berharap kemajuan yang lebih baik bagi bangsa ini. email: ratnasaridewianwar@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

What is "Like and Dislike"?

26 April 2019   19:45 Diperbarui: 26 April 2019   20:36 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pernahkan teman-teman mendengar kata "like and dislike". Barangkali hal ini sudah sering di bahas, namun persoalan dari hari ke hari dalam pekerjaan dan perjalanan kehidupan kita tidak terlepas dari persoalan suka dan tidak suka, sehingga tetap menjadi perbincangan dan "curhatan" banyak orang. 

Kali ini, saya mencoba membahas sekedarnya persoalan "like and dislike" ini dari pengalaman dan juga "curhatan" teman-teman. Barangkali bisa menjadi gambaran berpikir, paling tidak pembanding saja, ketika teman-teman mengalami persoalan yang sama.

Dari sisi Bahasa like berarti mengekspresikan rasa suka dan dislike adalah ekspresi atau ungkapan yang menyatakan tidak suka/benci terhadap sesuatu.Namun kemudian kata Like and Dislike berkembang menjadi terjemahan yang meluas sampai akhirnya menjadi "pameo" di dunia pekerjaan ungkapan "like and dislike" sebagai bentuk sikap pilih kasih dari atasan kepada bawahan. Inilah kemudian yang menyebabkan kata ini menjadi pemahaman umum di kalangan dunia kerja.

Dalam suatu lembaga/perusahaan, jika pimpinan/atasan melakukan penilaian kepada karyawan dengan standard "Like dan Dislike" atau tergantung suka -- suka boss pada karyawan, maka akan berdampak karyawan juga memanfaatkan mencari simpati boss, sehingga tujuan dan cita cita luhur atau visi dan misi organisasi tidak akan tercapai dan lebih repot mengurus urusan perpolitikan kantor. Tanpa disadari, sikap penilaian dengan standard "like and dislike" ini menjadi boomerang yang akan merusak, karena lama kelamaan kompetensi dan kapasitas seseorang juga dinilai dengan cara "like and dislike" atau dengan kata lain tidak dengan penilaian dan mekanisme yang dibangun organisasi melainkan hanya keputusan sepihak para Boss.

Cara memperlakukan karyawan dengan sistem "like dan dislike" berdampak sangat besar pada perusahaan. Boleh dikatakan bahwa sebuah bom waktu sudah diciptakan, karena dalam jangka panjang, perilaku karyawan akan berubah dan tidak sesuai dengan semangat keberlangsungan tujuan lembaga/perusahaan.

- Ada beberapa dampak sikap "like and dislike" ini, antara lain yang bisa kita lihat sebagi imbasnya adalah:

- Akan banyak karyawan yang mencari simpati Atasan,

- Orang-orang yang masuk zona "like" akan lebih di dengar pendapatnya,

- Tidak ada upgrade skill yang memadai dan merata bagi setiap karyawan,

- Tidak ada hubungan yang harmonis antara karyawan dengan pimpinan,

- Produktivitas menjadi sesuatu yang sulit dicapai, karena ada persaingan tidak sehat dan perlakuan tidak adil,

- Fungsi kontrol pimpinan menjadi tidak maksimal, karena penilaian yang tidak terstandarisasi, sehingga akan banyak mengikuti kegiatan-kegiatan      teknis.

Seiring dengan perjalanan waktu, akan banyak orang-orang yang merasa putus asa melakukan dan membangun organisasi kantor, yang akan berbahaya untuk kemajuan organisasi/lembaga. Jika hal ini terjadi, maka dapat dikatakan bahwa lembaga atau organisasi itu adalah "organisasi yang sakit.

Menurut seorang ahli organisasi, Allen menyatakan bahwa organisasi merupakan sebuah proses identifikasi dan perwujudan serta pengelompokan kerja, mendefinisikan dan perwakilan wewenang maupun tanggung jawab dan memutuskan komunikasi dengan maksud untuk memungkinkan orang-orang bekerjasama secara positif dalam menuju tujuan yang ditetapkan. Jadi Allen menyatakan bahwa organisasi itu penekanannya pada orang-ornag bekerjasama secara positif, tidak ada intrik-intrik dan kelompok-kelompok yang saling menjatuhkan. 

Sementara ahli dalam negeri, Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro menyatakan bahwa organisasi merupakan bentuk pembagian kerja dan bentuk tata komunikasi kerja antara sekumpulan orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu. Disini penekanannya bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lalu bagaimana jika organisasi tempat kita bekerja adalah "organisasi yang sakit" dan lebih kental perpolitikan kantornya. Hal ini cukup sulit bagi karyawan, karena yang memegang kekuasaan dan yang akan merobah kondisi adalah pimpinan. Karyawan hanya bisa menyampaikan apabila dibuka saluran untuk memberikan pendapat. Tetapi kunci perubahan haruslah dari sikap pimpinan, antara lain dapat melakukan;

  • Tidak melakukan penilaian berdasarkan standard "like and dislike" untuk menilai kapasitas, tetapi memberi kesempatan kepada semua karyawan untuk berpartisipasi dan membangun kantor sesuai dengan kapasitas yang dimiliki. Hal ini terlebih dahulu perlu melakukan pemetaan kompetensi karyawan dan juga minatnya. 
  • Perlu meminta masukan dan saran kepada karyawan berpengalaman dan sudah cukup lama bekerja, termasuk penempatan-penempatan struktur jabatan, meminta pendapat semua karyawan secara berimbang untuk keberlangsungan kerja dan tujuan organisasi, sehingga karyawan sesuai porsi dan pengalamannya tidak ada yang merasa di istimewakan dan juga tidak diabaikan,
  •  Membangun diri sendiri dan organisasi berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar, tidak memihak, tidak menunjukkan kesalahan karyawan secara terbuka dan tidak mempersulit pekerjaan, Memberikan pelatihan, pengembangan kapasitas secara memadai dan berimbang.

Sementara dari sisi karyawan, tentu tetap melakukan pekerjaa dan perlu memliki integritas serta prinsip-prinsip moral, antara lain:

  • Bekerja dengan baik dan dapat dipercaya,
  • Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan dan dilakukan dengan proses yang baik.

Dengan adanya semangat saling memperbaiki antara pimpinan dan karyawan dalam suatu organisasi, akan menjadikan organisasi yang sehat, semakin kuat, semakin terhormat, dan bermartabat.

Semoga teman-teman semua berada ditempat "organisasi yang sehat" !!!.

instagram :ratna9224

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun