Negaraku, persetan dengan seluruh dirimu
Ketika aku bermandikan dalam cairan iklan-iklan televisi yang bersimbah peluh
Sampai suatu saat nanti di kedua tangan kita, terdapat sebuah impian untuk
Dipenuhi walaupun, tak harus ada yang bertanya kepadaku
Seberapa banyak untung gaji yang kudapat nantinya dari terkatung-katung
Dibalik ruas kotak berbahan semen terpernis keabu-abuan, kantong
Di kelopak dan bawah kedua mataku makin meneriakkan
Yang kudapatkan dari bekerja duapuluh empat jam
Negaraku, persetan dengan seluruh dirimu
Walaupun membicarakan dirimu, aku tetap kembali untuk bersimpuh
Sebagaimana pula para Bapa dan pendetanya mendoakan Yesus
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!