Ikut-ikutan ah bahas bunga. Mumpung lagi ramai.
Bunga oh bunga mengapa engkau harus dilibatkan dalam kegiatan politik?
Keindahanmu  dijadikan pelampiasan nafsu untuk menyalurkan aspirasi politik.
Kalau saja engkau bisa menjerit dan berkata, jangan politisasi diriku tentu mereka akan berhenti melakukan aksinya.
Mereka tidak berani turun ke jalan untuk berdemo bahwa jagoannya kalah. Â Mereka mengambil jalan gampang saja. Â Mereka punya uang, tinggal pesan bunga suruh kirim ke Balai Kota. Hebohlah sudah.
Ketika banyak orang susah mencari nafkah banyak orang juga yang menghambur-hamburkan uang untuk membeli bunga hanya sekedar mengucapkan simpati mereka. Â Kalau hanya Jutaan rupiah yang dihamburkan tentu tidak menjadi sorotan banyak orang.
Tetapi nilai uang yang dihambur-hamburkan untuk sekedar menyemangati Ahok bernilai Milyaran Rupiah. Ini menyedihkan bagi rakyat kebanyakan.
Mayoritas warga DKI berpenghasilan dibawah 3 juta menurut survey terakhir dari Lembaga Survey Polmark pada waktu melakukan Exit Pool di Pilkada DKI.
Harga bunga yang dikirim ke Ahok katanya sampai 1 juta per buah. Jumlah karangan bunga katanya 3 ribu buah. Itu artinya sekitar 2-3 Milyar diboroskan oleh pendukung Ahok.
Hebatnya dimana ya?
Biasanya yang kalah itu diam-diam dan mencoba intropeksi diri. Yang menang biasanya agak sombong-sombong dikit. Biasanya seperti itu.