Pembangunan Masjid Kok Dijadikan Komoditas Politik di Pilkada?
Kalau dalam ajaran Islam ,kami dilarang membesar-besarkan ibadah ataupun kebaikan yang pernah dilakukan selama hidup kami. Di masjid-masjid setiap  orang jemaat masjid yang ingin menyumbang ke kotak amal selalu menutupi lubang uang pada saat memasukann uangnya agar jemaat lainnya tidak melihat berapa banyak uang yang telah disumbangkan olehnya.
Untuk pak Ahok yang non muslim yang sering membesar-besarkan jasanya telah mengumrohkan sekian banyak marbot dan membangun Masjid Raya Jakarta tentu kami tidak bisa membicarakannya. Â Dia bukan Muslim jadi pasti memang tidak paham bahwa membesar-besarkan kebaikan itu dilarang.
Tetapi ternyata pak Djarot sebagai Wagub dari Ahok juga melakukan hal yang sama.  Apakah  pak Djarot itu memang tidak memahami ajaran Islam ataukah memang sengaja menggunakan hal itu sebagai komoditas politiknya untuk meraup kemenangan di Pilgub DKI?
Dari berita media, hari ini Djarot berkampanye di daerah Jakarta Selatan. Dalam orasinya Djarot berjanji Pemprov DKI akan membangun 2 Masjid Raya lagi untuk umat Islam setelah sebelumnya umat Islam DKI memiliki 3 Masjid Raya.
Untuk apa Djarot menjanjikan hal-hal yang berbau Ibadah pada saat kampanye?
Apakah Djarot tidak paham dengan Ujub?
Ujub adalah sikap yang mengagumi diri sendiri dan menganggap diri sendiri paling benar. Mereka yang Ujub selalu membangga-banggakan perbuatan baiknya termasuk perbuatan yang biasa saja tetapi dianggap hebat olehnya.
Sikap Djarot seperti itu membuat saya jadi berpikir :
RASANYA HANYA DI PILGUB DKI 2017 SAJALAH PEMBANGUNAN MASJID DAN MENGUMROHKAN MARBOT MENJADI KOMODITAS POLITIK UNTUK MERAUP SUARA.
Maaf saya kutip ayat Al-Quran sedikit untuk menjelaskannya.