Mohon tunggu...
Ade Asep Syarifuddin
Ade Asep Syarifuddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Search Excellent of Life

Saya seorang jurnalist di Pekalongan. Website saya www.radarpekalongan.co.id Semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Wartawan, Mbah Roso, dan Pandemik Covid 19

29 Maret 2020   22:22 Diperbarui: 29 Maret 2020   22:39 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wartawan tengah wawancara dengan nara sumber. Sumber pexels.com

Sembilan wartawan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing. Hal itu dilakukan menyusul meninggalnya anggota Komisi IX DPR RI, Imam Suroso (Mbah Roso) saat berstatus PDP di RSUP Dr Kariadi Semarang, Jumat (27/3) malam. Ke sembilan wartawan itu diketahui, meliput kegiatan Imam Suroso di Pasar Puri Pati.  (gatra.com)

Dalam situasi seperti sekarang ini, profesi wartawan memang rentan untuk terinfeksi Cofid 19. Secara mobilitas tinggi, namun pengamanan tidak seketat dokter dan paramedis. Memang ada perbedaan antara dokter dan wartawan. Dokter terjun langsung ke medan perang, masuk dan melayani orang-orang yang sudah jelas-jelas terinfeksi. Sementara wartawan tidak se-ekstrim dokter.

Oleh karenanya, sebelum benar-benar memutuskan untuk menekuni profesi sebagai wartawan, ada baiknya mempertimbangkan 7 hal yang akan dipaparkan di bawah ini.

1. Suka dengan Tantangan

Setiap hari jurnalis atau wartawan akan menghadapi berbagai macam peristiwa yang tidak bisa diduga sebelumnya. Ada berita kebakaran, ada berita bom meledak, ada berita orang bunuh diri dari gedung ketinggian 50 meter, ada kecelakaan lalulintas sampai meninggal dunia di tempat dll. 

Bagi yang rasa takutnya lebih besar dari keberaniannya, situasi semacam itu malah dihindari. Sementara bagi wartawan, situasi seperti itu malah didekati, difoto dan meminta keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui kejadian mengerikan tersebut.

Bagi wartawan pemula yang masih coba-coba, biasanya ada ukuran waktu. Apakah seseorang itu cocok dan sungguh-sungguh ingin menjadi wartawan atau tidak. Waktu sebulan cukup untuk melihat dan mengevaluasi bagi calon wartawannya sendiri atau yang merekrut, apakah profesi itu cocok atau tidak.

2. Memiliki Kekuatan Fisik yang Prima

Profesi wartawan itu 24 jam. Hal itu bukan berarti selama 24 jam terus bekerja. Namun selama 24 jam, persitiwa apapun yang terjadi, harus diikuti. Terus istirahatnya kapan? Silakan diatur sesuai, pandai-pandainya wartawan mengatur waktu. Yang penting saat kejadian harus ada di tempat.

Kondisi tuntutan kerja yang tinggi ini memungkinkan wartawan harus memiliki kebugaran tubuh yang optimal. Mencuri waktu untuk olahraga menjadi penting kalau ingin sehat dan bugar dalam jangka waktu yang lama. Namun kebanyakan wartawan kadang-kadang lupa untuk olahraga. Ini yang mengakibatkan wartawan ketika sakit, membutuhkan waktu recovery lebih lama. Biasanya penyakit karena disebabkan oleh terlambat makan yang sering terjadi pada wartawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun