Jika kamu hanya menunggu sampai punya waktu khusus untuk menulis, sampai kapanpun kamu tidak akan pernah menulis. Jadi, siapkanlah waktu itu.
5. Tidak tahu harus memulai dari mana
Bagi seorang sejarawan, ada sebuah pertanyaan yang sulit untuk dijawab; "Di titik mana suatu bagian tertentu dalam sejarah itu dimulai?"
Saat hendak menulis, kamu mungkin mengharapkan; mulai dari awal, lanjut ke akhir, lalu berhenti. Tapi saat dipraktikkan ternyata sulit sekali bukan?
Dari sebuah ide atau tema tulisan, kamu tidak tahu harus mengawali dari mana. Hal ini biasanya sudah cukup membuat kamu berhenti menulis karena frustasi.
Satu tips sederhana untuk menjawab alasan ini adalah: mulai dari mana saja. Serius!
Tulis dahulu, edit kemudian. Kita bisa mengedit tulisan yang buruk, tapi kita tidak bisa mengedit halaman yang kosong. Itu nasihat dari novelis Jodi Picault.
6. Saat ini bukan waktu yang tepat untuk menulis.
Alasan yang hampir sama dengan nomor 4, cuma beda kalimat. Saya bisa membayangkan apa yang sedang terjadi ketika kamu mengatakan alasan ini:
Mungkin saat itu kamu sedang suntuk, lagi banyak masalah; putus dengan kekasih, lagi bertengkar dengan istri, habis dimarahi pimpinan, berantem sama teman, dan berbagai masalah pribadi lainnya.
Setiap kali hendak menulis, hati kecilmu hanya bisa pasrah dan bilang, "Ini bukan waktu yang tepat untuk menulis. Nanti saja lah setelah masalah X, Y dan Z ini selesai."
Tetapi kenyataannya adalah pada saat kamu sudah memperbaiki masalah X, Y, dan Z ini, masalah baru bisa saja datang dan mengambil alih tempat mereka. Lalu siklus ini pun berputar terus. Jika kamu hanya menunggu datangnya waktu yang tepat, kamu akan selamanya menunggu, tidak pernah memulai.
Hidup bukanlah menunggu badai berlalu, tapi belajar bagaimana menari di kala hujan.