Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kripik Pisang "Klutuk" Bang Zay Sukses Menembus Pasar Internasional

8 Desember 2018   05:05 Diperbarui: 8 Desember 2018   05:04 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sewaktu Blogger Kompasiana Malang menggelar Bazar UMKM bekerjasama dengan Baznas Kota Malang bulan Desember tahun lalu, perhatian saya tertarik pada produk kripik istimewa ini. Bang Zay Paradis Crunch Banana Chips, begitu label yang tertera di kotak kemasan.

Jika kripik pisang biasa bentuknya irisan tipis memanjang atau bundar, kripik pisang klutuk Bang Zay bentuknya seperti irisan buah yang utuh. Tidak tipis, pipih memanjang atau bundar. Meski begitu, saat dimakan tetap renyah dan tidak alot. Citarasa pisangnya juga lebih terasa, berbeda dengan kripik pisang lain yang kadang malah terasa hambar atau sekedar manis biasa.

"Dari kampung Klayatan, Mas," jawab ibu-ibu yang menjual ketika saya tanya darimana produk ini. Kampung Klayatan, Kecamatan Sukun Kota Malang adalah kampung dari Zainal Efendi, sosok enterpreneur muda yang sukses membuat aneka olahan makanan ringan dengan label Bang Zay.

Kisah sukses Bang Zay dimulai ketika dia terkena PHK dari salah satu perusahaan pangan ternama pada tahun 2014. Dengan kondisi finansial yang semakin memburuk, Bang Zay mulai bekerja apa saja asal bisa mendapat penghasilan untuk menghidupi keluarganya. Istrinya, Masithah memilih untuk menjadi TKW di Hongkong.

Setelah ditinggal istrinya ke luar negeri, Bang Zay mulai berinisiatif membuat produk olahan abon dari Ikan Lele. Ide tersebut diperoleh usai mengikuti pelatihan dari Dinas Pertanian Kota Malang. Abon Ikan Lele hasil olahannya dia bagikan ke tetangga sekitar. Ternyata abon ikan lele olahan Bang Zay disukai oleh tetangganya. Dari sana Bang Zay kemudian memproduksi abon ikan dalam jumlah banyak untuk kemudian dijual ke beberapa pasar tradisional di Kota Malang.

Namun kreativitas Bang Zay tidak berhenti disitu. Bang Zay kemudian mencoba peruntungan dengan membuat kripik pisang dari buah pisang yang tidak biasa, yakni pisang biji (gedang kluthuk dalam Bahasa Jawa).


Ide ini ia peroleh ketika mengunjungi rumah ibunya di Donomulyo, Kabupaten Malang.

"Pas menjelang lebaran tahun 2016, Ibu saya sempat panik karena tidak ada suguhan untuk kerabat dan tamu yang datang bersilaturahmi. Beliau lalu menyuruh saya mengambil pisang di kebun belakang rumah. Karena adanya tinggal pisang klutuk, ya pisang itu yang saya ambil," tutur Zainal Efendi saat diwawancarai Pomidor.id (10/4/2018).

Pisang klutuk itu kemudian diolah ibunya menjadi kripik untuk suguhan Hari Raya. Bang Zay yang mencicipi untuk pertama kalinya merasa olahan pisang klutuk itu sangat enak dan bisa dikomersilkan.

Ketika pulang ke Kota Malang, Bang Zay tak lupa membawa kripik pisang klutuk untuk dibagikan ke teman-temannya. Respon mereka pun sama dan kemudian mereka mendorong Bang Zay untuk memproduksi kripik pisang klutuk itu dalam jumlah banyak untuk dijual kembali.

Akhirnya Bang Zay pun terjun total untuk memproduksi kripik pisang klutuk yang khas dan unik ini. Berbagai pameran produk UMKM dia ikuti untuk memperkenalkan kripik pisang klutuk miliknya.

Pada satu kesempatan pameran, Bang Zay berkenalan dengan Dahlan Iskan, pendiri Jawa Pos Grup. Oleh Dahlan Iskan, produk kripik miliknya disarankan untuk diberi brand "Bang Zay".

"Kata Pak Dahlan, nama itu unik. Sederhana dan mudah diingat. Karena merasa cocok, ya saya pakai nama itu sebagai label produk-produk saya. Sampai sekarang," kata Bang Zay menceritakan asal usul label produknya.

Sejak memakai brand Bang Zay, usahanya mulai berkembang pesat. Hingga tetangga dan kenalannya kini ikut memanggil dirinya Bang Zay daripada nama aslinya.

Kripik pisang klutuknya mulai dikenal luas. Tak hanya di Kota Malang saja, juga beberapa kota lain seperti Sidoarjo, Surabaya, Jakarta hingga ke luar Jawa seperti Balikpapan dan Makassar. Bahkan bulan September kemarin Bang Zay sukses menembus pasar internasional dengan mengirim beberapa dus kripik pisang klutuk buatannya ke Malaysia.

Selain karena kripik pisangnya unik, faktor lain yang membuat kripik pisang klutuk Bang Zay laku di pasaran adalah karena kemasannya yang terkesan mewah. Biasanya, produk makanan olahan dari UMKM dikemas dalam aluminium foil berbentuk pouch atau gaset. Tapi khusus untuk kripik pisang klutuk milik Bang Zay ini dikemas dalam kotak kardus tebal yang dilapisi gaset aluminium foil di bagian dalamnya. Desain gambarnya pun elegan dan matching dengan produknya.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Supaya produk makanan ringan olahannya ini lebih dipercaya konsumen, Bang Zay tak lupa mengurus sertifikat P-IRT dari Dinas Kesehatan dan sertifikat Halal dari MUI. Tak hanya itu, dalam kotak kemasan Bang Zay juga melengkapinya informasi kandungan nutrisi dan batas kadaluarsa produk.

Untuk kebutuhan bahan baku, Bang Zay mengaku sedikit kesulitan dalam mencari pisang klutuk. Ini karena tidak banyak petani yang membudidayakannya. Pisang Klutuk (Musa balbisiana Colla) memang bukan jenis pisang yang biasa dibudidayakan dan diperjualbelikan. Karena pada daging buahnya banyak terselip biji buah yang keras. Selain itu, pisang klutuk yang digunakan Bang Zay juga harus tumbuh di daerah tertentu.

"Khusus untuk pisang klutuk yang dijadikan kripik, harus yang tumbuh di daerah pesisir. Sebab pisang dari daerah pedalaman seperti Gunung Kawi, rasanya tidak seenak pisang klutuk yang tumbuh di dekat pantai. Makanya untuk bahan baku, saya ngambilnya dari Pagak, Donomulyo dan Sumber Manjing. Kalau yang luar Malang, dari Tulungagung dan Trenggalek," jelasnya.

Berkat usaha kripik pisang klutuknya, hidup Bang Zay kini berubah total. Istrinya yang sebelumnya menjadi TKW akhirnya pulang untuk membantu usaha suaminya tersebut. Dari seorang pengangguran, Bang Zay kini mampu mempekerjakan beberapa karyawan.

Bang Zay dengan mesin pengolah kripik pisangnya (dok.pomidor.id)
Bang Zay dengan mesin pengolah kripik pisangnya (dok.pomidor.id)
Dengan dibantu 6 orang karyawan, usaha Bang Zay yang kini dipindah di daerah sekitar Gunung Kawi, mampu menghasilkan kripik pisang klutuk rata-rata 20-25 kg per hari. Produksi akan meningkat dua kali lipat untuk memenuhi pesanan ketika mendekati Hari Raya. Tak hanya itu, Bang Zay kini juga mulai membuat olahan makanan ringan lainnya sebagai bentuk diversifikasi produknya. Seperti Jamor Chipsy yang juga ia beri label Bang Zay.

Bang Zay bukanlah sosok usahawan yang pelit berbagi ilmu dan rezeki. Selain menjual kripik pisang klutuk dalam kemasan eceran, Bang Zay juga menjual produknya dalam bentuk curah. Supaya orang-orang lain bisa ikut menjual dan meraih keuntungan dari kripik pisang klutuknya ini. Khusus untuk pembelian curah tanpa label dan kemasan, masyarakat bisa membelinya dengan berat mulai 5 kg.  

Untuk mengirim pesanan kripik pisang klutuknya, Bang Zay menggunakan beberapa jasa kurir, yang biasanya tergantung dari pilihan konsumennya. Salah satu jasa kurir yang sering dipilih adalah JNE.

Sejak berdiri 28 tahun lalu, JNE kini menjelma menjadi perusahaan kurir yang terpercaya dan banyak digunakan oleh para konsumen dan pedagang online. Ini tak lepas dari komitmen JNE yang menyadari bahwa ketepatan waktu pengiriman barang dan jangkauan layanan kurir merupakan salah satu faktor kepercayaan dari konsumen. Dengan lebih dari 6000 agen yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, penjual maupun pembeli yang bertransaksi secara online tidak lagi kesulitan untuk mengirimkan barang mereka karena ada JNE yang bisa melayani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun