Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Calon Terkuat Pengganti Kapolri

25 Juli 2013   00:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:05 2918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_277451" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi/Admin (KOMPAS.com/ Vitalis Yogi Trisna)"][/caption] Berita tentang rencana penggantian Kapolri yang dipercepat nampaknya semakin menguat. Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo akan resmi memasuki masa pensiun pada tanggal 1 Februari 2014, hanya 2 bulan sebelum pelaksanaan Pemilihan Umum. Wakapolri Komisaris Jenderal Polisi Nanan Soekarna akan resmi memasuki masa pensiun per tanggal 1 Agustus 2013. Nanan akan genap berusia 58 tahun pada tanggal 22 Juli 2013 mendatang (kelahiran tanggal 22 Juli 1955). Istana memberikan signal, pergantian Kapolri akan berdekatan atau bersamaan dengan pergantian Panglima TNI. “Panglima TNI dan Kapolri yang jelas akan diganti sekitar bulan Agustus atau September,” kata SBY Pengamat Kepolisian, Bambang Widodo Umar,  Rabu (24/7/2013), ketika dimintai tanggapan adanya rencana pergantian Kapolri bersamaan pergantian Panglima TNI justru menyarankan untuk melakukan pergantian Kepala Polri dalam waktu dekat. Menurutnya, wibawa Kepolisian di mata publik terus berkurang menyusul banyaknya konflik horizontal, kekerasan, dan kejahatan di tengah masyarakat. Publik melihat kepolisian lebih banyak sebagai pemukul. Disiplin di internal juga lemah. Selanjutnya disebutkannya bahwa percepatan pergantian Kapolri bukan hanya untuk persiapan Pemilu 2014 seperti yang disampaikan oleh Presiden beberapa waktu yang lalu. Kini beredar sembilan nama yang disampaikan oleh Kompolnas.  Adrianus Meliala anggota Kompolnasmengungkapkan bahwa pihaknya telah memiliki sembilan nama calon Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri). Kesembilan nama tersebut didapat melalui wawancara mendalam, juga konfirmasi rekam jejak. Mereka yang berpotensi menjadi calon Kapolri yakni masih memiliki masa tugas lebih dari dua tahun dan pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah. Diantara sembilan calon, terdapat tiga nama yang berbintang tiga yaitu  Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Komjen Pol. Sutarman, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol. Anang Iskandar, dan Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian (Kalemdikpol) Komjen Pol. Budi Gunawan. Sementara enam calon bintang dua adalah Kapolda Metro Jaya DKI Jakarta Irjen Pol. Putut Eko Bayuseno, mantan Kapolda Jawa Timur yang kini menjabat sebagai Deputi Operasi Kapolri (Deops Kapolri) Badrodin Haiti, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol. Tubagus Anis Angkawijaya, Kapolda Sumatra Selatan Irjen Pol. Saud Usman Nasution, Kapolda Kalimantan Timur Irjen Pol. Anas Yusuf, dan Kapolda Bali Irjen Pol. Arief Wachyunadi. Dari sembilan calon tersebut, ujar Adrianus, pihaknya akan memilih satu nama untuk diserahkan kepada presiden. "Pemilihan nama akan diputuskan oleh Menkopolhukkam Djoko Suyanto, yang merupakan Ketua Kompolnas," katanya. Diperkirakan, nama calon Kapolri akan diterima Presiden pada 18 Agustus mendatang, untuk selanjutnya diteruskan ke DPR. "Di DPR Proses penilaian diperkirakan akan selesai setelah dua pekan," kata Adrianus.“Calon Kapolri terpilih baru bisa dilantik pertengahan September 2013” kata Adrianus. Menurut juru bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, Presiden SBY hingga kini belum menentukan nama-nama yang akan dicalonkan menjadi Kepala Polri. "Yang jelas bahwa mereka yang nanti akan dipilih atau ditunjuk Presiden sebagai Kepala Polri merupakan yang terbaik," kata Julian di halaman parkir Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 24 Juli 2013. "Best of the best dari yang ada di Kepolisian RI." Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo hanya menjelaskan soal calon Kapolri, saat mengikuti rapat di Kemenkum HAM, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jaksel, Rabu (24/7/2013). Kapolri menyatakan, "Sekali lagi, kita akan serahkan ke Presiden. Semua yang berkaitan dengan jabatan Kapolri sudah disiapkan. Yang sekarang tentunya, pangkat bintang tiga,"katanya. "Yang jelas calon Kapolri bintang tiga, sekarang hanya ada tiga, Anang Iskandar, Budi Gunawan, Sutarman. Ya tiga itu sudah," kata Nanan saat ditemui dalam acara "Silaturahmi dan Tumpengan" Hari Ulang Tahun Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) ke 50 tahun di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Kamis (6/6/2013). Dari beberapa informasi tersebut diatas, nampaknya ada persyaratan calon esensial yang menurut  Kapolri, calon harus berbintang tiga, juga ditegaskan oleh Wakapolri. Berarti hanya tiga orang yang peluangnya lebih baik dibandingkan mereka yang berbintang dua. Kecuali dalam waktu dekat apabila ada signal tertentu yang mengarah calon dari yang berbintang dua, calon berpangkat Irjen akan dimutasi ke jabatan dengan pangkat Komjen. Siapa Yang Peluangnya Terkuat Dari pengalaman Wanjakti (Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tertinggi) selama penulis masih bertugas, selain persyaratan administratif, serta syarat esensial untuk jabatan tertentu  seperti kompetensi,  integritas, psikologis, citra serta kesesuaian dengan kebutuhan organisasi ada syarat tidak tertulis yang menjadi hak prerogatif Presiden. Seperti dikatakan Jubir Julian Aldrin Pasha, yang akan dipilih adalah best of the best. Yaitu perjalanan kariernya serta seberapa jauh pemegang hak prerogatif mengenal si calon. Apabila tidak ada pergeseran jabatan maka peluang seperti kriteria esensial yang dikatakan Timur, bintang tiga. Ini berarti Komjen Sutarman, Komjen Anang  Iskandar dan Komjen Budi Gunawan peluangnya lebih besar. Apabila ada pergeseran, kemungkinan Kapolda Metro Jaya DKI akan bisa menyodok keatas. Mari kita lihat siapa calon terkuat tersebut. Komjen Pol Sutarman

Sutarman dilahirkan di Sukoharjo, Jawa Tengah,  pada 5 Oktober 1957, berarti masih mempunyai batas waktu dua tahun lebih sebelum pensiun pada 5 Oktober 2015. Sutarman alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1981, pernah menjadi ajudan Presiden RI  Abdurrahman Wahid pada tahun 2000. Dia pernah menduduki jabatan sebagai Kapolda Kepulauan Riau (2005), Kaselapa Lemdikat Polri (2008), Kapolda Jawa Barat (2010), dan Kapolda Metro Jaya (2010). Jabatan terakhirnya ialah Kabareskrim Polri sejak 6 Juli 2011 hingga sekarang. Sutarman pernah menggantikan jabatan Timur Pradopo di dua tempat, di Polda Jabar dan Polda Metro Jaya. Sutarman mempunyai record cukup lengkap baik di operasional, pendidikan, wilayah dan bahkan pernah bertugas di Mabes ABRI. Dengan pengalaman pernah bertugas sebagai ajudan Presiden, berarti dia faham tentang seluk beluk birokrasi. Sutarman pernah menduduki tiga jabatan sebagai Kapolda. Yang merupakan point penting, Sutarman lulus Akpol tahun 1981, berarti dia satu angkatan dengan Kasad, Kasal dan Kasau.  Kini pada posisi jabatan Kabareskrim, Sutarman jelas memahami kasus-kasus baik konflik horizontal di masyarakat, maupun kasus kriminalitas yang semakin marak.   Itulah beberapa kelebihan Sutarman untuk terpilih menjadi Kapolri. Komjen Pol. Anang Iskandar

Anang Iskandar yang dilahirkan di Mojokerto, Jawa Timur, 18 Mei 1958; umur 55 tahun, saat ini menjabatsebagai Kepala BNN (Badan Narkotika Nasional). Anang adalah alumnus Akpol tahun 1983. Dalam perjalanan karirnya, Anang hanya sekali menjabat sebagai Kapolda, yaitu Kapolda Jambi. Setelah itu Anang menduduki jabatan Kepala Divsi Humas Polri (Juni s.d. September 2012), Gubernur Akpol (September s.d. Desember 2012) dan Kepala BNN (11 Desember 2012 s/d sekarang). Anang sebagai Kepala BNN saat barumenduduki jabatan terkenal dengan penangkapan Raffy Ahmad, presenter TV.

Komjen Pol Anang Iskandar  menggantikan posisi Kepala BNN sebelumnya Komjen Pol Gories Mere yang mulai menjabat Kepala Pelaksana Harian BNN mulai 3 Juni 2008 menggantikan Kepala Pelaksana Harian BNN sebelumnya yaitu Komjen Pol (P) I Made Mangku Pastika. Anang Iskandar sendiri  adalah tokoh yang tak asing lagi bagi BNN. Sebelumnya dia pernah menjabat sebagai Kapus  Cegah Lakhar BNN. Seiring dengan perkembangan serta dinamika organisasi BNN, Anang Iskandar kemudian ditugaskan sebagai Direktur Advokasi Deputi Bidang Pencegahan BNN hingga tahun 2010. Karirnya terus meningkat sejak itu. Tahun kelulusan Anang akan menjadi pertimbangan khusus, mengingat dia junior tiga Kepala Staf Angkatan. Komjen Pol Budi Gunawan

Budi Gunawan yang dilahirkan pada 1959 adalah alumnus Akpol tahun 1983. pernah menjabat sebagai ajudan Presiden RI Megawati Soekarnoputri (2003). Budi pernah menjabat duka kali sebagai Kapolda, yaitu  sebagai Kapolda Jambi dan Kapolda Bali.

Lulusan Akpol angkatan 1983 itu juga pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Hukum Polri dan Kepala Divisi Propam Polri. Dan kini Budi  Dari segi usia dan pangkat, Budi memenuhi persyaratan sebagai calon kapolri. Masalah utama Budi Gunawan adalah  beredarnya berita negatif yang menyerempet dirinya tentang rekening gendut. Berita tentang  Budi pernah diungkap oleh Tempo dan juga Indonesia Corruption Watch yang melaporkan transaksi mencurigakan ini ke Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum dan Komisi Pemberantasan Korupsi. Setelah kasus diselidiki oleh Kabareskrim Komjen Ito Sumardi (saat itu) mengakui bahwa Budi Gunawan adalah perwira pertama yang menjelaskan ihwal rekeningnya. "Masih ada bukti-bukti formal yang belum lengkap, karena sudah lama kejadiannya. Tapi prinsipnya, ini sudah clear," katanya. Ditanya soal dua perusahaan penyetor dana yang punya kasus di kepolisian, Ito angkat tangan, "Semua sudah dimintai keterangan. Saya tidak bisa cerita detail karena ini merupakan penyidikan." Persoalan diinternal polisi sudah selesai, tetapi posisi Budi kini jelas kurang menguntungkan, terkait dengan citra. Ini jelas yang akan menjadi pertimbangan presiden, disamping dia alumnus Akpol 1983. Irjen Putut Eko Bayu Seno

Putut, alumnus  Akpol angkatan 1984 ini pernah menjabat sebagai ajudan Presiden SBY pada periode 2004-2009. Kariernya pun meroket sejak itu.Pada 2009, Putut  menjabat sebagai  Wakapolda Metro Jaya (Brigjen). Dia pernah menjabat Kapolda Banten dan Kapolda Jawa Barat (bintang dua).  Pada 2012, Putut menduduki posisi Kapolda Metro Jaya menggantikan Irjen Untung S Radjab yang pensiun. Putut merupakan salah satu calon termuda yang memasuki bursa calon Kapolri. Beberapa pihak menilai Putut bisa menjadi kuda hitam apabila dia dalam waktu dekat menduduki jabatan bintang tiga dan pangkatnya dinaikkan menjadi Komjen. Tetapi nampaknya agak kecil kemungkinannya, mengingat waktu sudah demikian sempit. Kesimpulan Dari pembahasan para calon serta apa yang diungkapkan baik oleh Kapolri maupun Wakapolri, penulis menyimpulkan kemungkinan yang terbesar peluangnya adalah Komjen Pol Sutarman yang akan menggantikan Kapolri. Kordinasi antara Kapolri dengan ketiga Kepala Staf Angkatan akan jauh lebih lancar, karena mereka satu angkatan, mereka akan mudah saling bantu membantu dalam melaksanakan tugas. Faktor lain, Sutarman tidak diberitakan negatif dan dia kini menduduki posisi penting di Mabes Polri sebagai Kabareskrim. Menjelang pemilu dan pilpres 2014, Sutarman bisa dinilai lebih faham menangani soal pengamanan dan upaya antisipasi serta tindakan preventif, mengingat besarnya tanggung jawab Polri dalam menjaga keamanan pemilu, karena di posisi itu dia kini menjabat. Untuk pengganti Wakapolri Nanan, bisa saja terpilih salah satu diantara tiga calon lainnya yang terkuat dari Akpol Angkatan 1983 atau 1984. Irjen Pol Putut menurut penulis berpeluang lebih besar nampaknya sebagai Wakapolri. Akan tetapi seperti yang biasa dikatakan pejabat tentang takdir, bisa saja calon yang akan terpilih dapat ditetapkan orang lain. Timur Pradopo dahulu tidak pernah bermimpi menjadi Kapolri, dia berbintang dua, tetapi  menyalib para seniornya yang berbintang tiga saat menjadi Kapolri. Jadi judulnya kembali kegaris tangan. Semoga ulasan ini bermanfaat, sebagai sumbang pemikiran pandangan. Oleh : Prayitno Ramelan, www.ramalanintelijen.net Ilustrasi foto : dari beberapa sumber.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun