Kemarin saya dapat WA dari seorang teman yang WN Australia, Natalie Sambhie. Dia memberi kabar ada tiga buku tulisan saya yang dikoleksi oleh Australian National Library. Buku-buku tersebut dijadikan referensi di Australia untuk memahami masalah terorisme -- khususnya di Indonesia-- serta kaitannya dengan jaringan teroris di regional Asia Tenggara dan dunia internasional.
Kedua buku karya saya yaitu "Intelijen Bertawaf" dan "Ancaman Virus Terorisme" diambil dari artikel- artikel yang saya tulis sejak tahun 2008 dan saya posting di dua blog, yaitu Kompasiana dan Ramalan Intelijen.
Buku ketiga, "Terorisme Kanan Indonesia, Dinamika dan Penanggulangannya", adalah hasil kolaborasi tiga penulis yaitu Prof. Obsatar Sinaga, Guru Besar Unpad, DR Ian Montratama dari Universitas Pertamina dan saya --tentu saja. Sebetulnya ada satu lagi buku saya yang juga terkait terorisme yaitu Misteri MH-370.
Natalie kini sedang menyelesaikan tesis PhD di Strategic and Defence Studies Centre, Australian National University, yang fokus meneliti sejarah militer Indonesia. Sejak tahun 2016, ia telah menjadi 'research fellow' di Perth USAsia Centre di mana ia menerbitkan tulisan tentang kebijakan luar negeri dan pertahanan Indonesia serta keamanan Asia Tenggara.
Natalie meraih gelar Sarjana Seni (Studi Asia/Hons) dari University of Western Australia dan Master of Arts (Hubungan Internasional) dan Master of Diplomacy, keduanya dari The Australian National University.
Tesis PhD Natalie adalah berusaha memahami warisan konflik dan pendudukan Timor Timur bagi militer Indonesia (TNI) dari tahun 1975 hingga 1999. Literatur mengenai konflik ini menghasilkan wawasan terbatas mengenai bagaimana hal tersebut berdampak pada militer sebagai sebuah institusi.
Secara konseptual, ini akan memperluas wawasan intelstrat komponen budaya dalam studi strategis dengan menyelidiki sebagai studi kasus, apakah peristiwa seperti penarikan atau pengalaman kekalahan Indonesia di Timor Timur tersebut berdampak pada budaya militer.
Dengan memahami tema dominan dalam budaya militer Indonesia, hal ini akan dapat memberikan wawasan tentang preferensi militer, hubungan sipil-militer dan pandangannya terhadap dunia, khususnya hubungan dengan Australia.
Itulah sekilas tentang teman saya, Natalie Sambie, ilmuwan yang smart dan sering menjadi narasumber di pelbagai seminar internasional. Best regards, Natalie. Semoga sukses dengan tesisnya. (PRAY)
*) Oleh: Marsda Pur Prayitno Ramelan