Menanggapi tulisan bu Wenny kemarin, tentang pendaftaran BPJS Kesehatan sebaiknya jangan manual lagi, sebaiknya dapat online, maka saya pribadi memberi pendapat bahwa saat ini pendaftaran BPJS Kesehatan belum memungkinkan 100% mengandalkan aplikasi seperti memesan makanan atau memesan taksi. Mengapa? Ada beberapa alasannya.
Prinsipnya adalah nomor rujukan yang dapat diakses "online" seharusnya satu nomor hanya dicetak sekali untuk poliklinik, nama, nomor peserta, tanggal rujukan satu saja. Tetapi beberapa kali kami di rumah sakit menemukan nomor rujukan yang sama dicetak ulang dengan tujuan poliklinik dan atau tanggal memberi rujukan yang berbeda.
Ini hanya dapat dikonfirmasi kalau rujukannya diteliti manual, kalau secara on-line maka tanda tangan dan cap/stempel "basah" asli dari FKTP (dokter keluarga/puskesmas/klinik) dipastikan asli.
Mengapa FKTP mungkin saja mengeluarkan rujukan nomor sama dan diganti-ganti poliklinik atau tanggalnya? Karena FKTP terlalu sering memberi rujukan, mereka dapat saja mendapat penilaian kinerja buruk, jadi satu rujukan kalau bisa untuk semua poliklinik  dapat dipakai.
Misalnya, si pasien ada 10 penyakit, maka nomor rujukan online yang satu itu kalau bisa dipakai ke 10 spesialis sekaligus. Kalau dia mengeluarkan 10 nomor rujukan, maka ada yang dikurangi mungkin dari prestasinya.
Rumah sakit tipe C kalau tidak teliti, melayani rujukan yang nomornya sama untuk poliklinik yang diganti-ganti, dapat saja tidak dibayarkan pelayanannya karena untuk berpindah-pindah poliklinik memakai nomor rujukan yang sama ada prosedurnya yang berbeda dibandingkan kalau si pasien mempunyai dua rujukan dengan nomor berbeda untuk dua poliklinik yang berbeda.
Sebagai informasi, untuk saat ini rujukan dari FKTP Â ke rumah sakit tipe C belum online, masih memakai kertas.
Di samping itu aktif atau tidak aktifnya peserta BPJS Kesehatan juga sering mengganggu proses pendaftaran. Kalau pasiennya datang dan ternyata belum bayar premi bulanan, maka dapat langsung disuruh bayaran dahulu.
Selanjutnya, kalau rumah sakit tipe C merujuk pasien ke tipe B atau A dapat saja terjadi kesalahan. Misalnya, RS tipe C "C" merujuk pasien jantung ke rumah sakit tipe B "B" dengan indikasi untuk pemasangan cincin jantung.
Padahal rumah sakit "B" belum mampu melaksanakan pemasangan cincin jantung, maka dengan rujukan diperiksa manual, bagian pendaftaran langsung menerangkan dahulu ke pasien atau keluarga bahwa rujukannya tidak dapat dilayani, maka keluarga dan pasien dapat mengganti rujukannya ke rumah sakit lain.