Mohon tunggu...
Siswa Rizali
Siswa Rizali Mohon Tunggu... Konsultan - Komite State-owned Enterprise

econfuse; ekonomi dalam kebingungan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Saatnya Investasi Saham Kapitalisasi Menengah Kecil

2 Agustus 2018   15:18 Diperbarui: 2 Agustus 2018   15:24 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Agar arus modal asing bisa mendorong kenaikan harga SUN (yield turun), perlu arus modal masuk yang lebih besar dan akumulasi asing yang lebih agresif. Sesuatu yang sulit terealisasi saat investor sudah dalam posisi overweight.

Tren kenaikan US Treasury Yield akan cenderung mendorong yield SUN Indonesia juga naik (=harga turun). Bandingkan juga dinamika yield negara emerging market yang mirip Indonesia seperti Filipina. Yield SUN Filipina konsisten naik ke 6% saat ini, dari 4,5% pada awal 2017. Hal serupa terjadi di India, Meksiko, dan Turki.

Otoritas moneter emerging market tidak bisa menurunkan suku bunga ketika negara besar pusat finansial dunia seperti Amerika mengalami kenaikan suku bunga. Setelah US Treasury Yield 10-tahun menyentuh titik terendah 1,4% pada pertengahan 2012 dan 2016, US Treasury Yield cenderung naik bertahap ke 2,4% pada akhir 2017. 

Sejak awal 2018, US Treasury Yield mengalami kenaikan mencapai 2,75% saat ini. Bila pemulihan ekonomi Amerika berlanjut, maka US Treasury Yield dapat menembus 3%.

Kenaikan US Treasury Yield diatas 3% dapat menyebabkan gejolak di bursa obligasi yang sudah mencapai puncak bubble di 2016. Gejolak di bursa obligasi bisa memicu penyebaran gejolak di seluruh segmen bursa finansial: saham, nilai tukar, properti, dan komoditas. 

Tingkat leverage global saat ini memang jauh lebih tinggi daripada tahun 2007-2008, sehingga potensi gejolak finansial dari bursa obligasi bisa sangat serius.

Kami tetap merekomendasikan investor mengurangi alokasi investasi dan memperpendek durasi di portofolio SUN. Untuk alokasi investasi di pendapatan tetap, sebaiknya investor lebih memilih deposito dan obligasi tenor pendek.

Saham

IHSG terus menembus titik tinggi baru paska melewati titik 6000 di Oktober 2017 dan menembus 6600 pada Februari 2018, yang dimotori oleh saham-saham kapitalisasi besar, khususnya perbankan. Wajar bila saham berkapitalisasi besar anggota IDX30 dan LQ45 menjadi pilihan utama investor.

Investor yang meyakini strategi saham kapitalisasi besar sebagai strategi unggulan sebenarnya sudah terlambat. Pada periode 2013-2017, setiap tahun Indeks MSCI Indonesia Saham Kapitalisasi Besar (MXIDLC) lebih unggul terhadap Indeks MSCI Indonesia Saham Kapitalisasi Menengah dan Kecil (MXIDSM). 

Secara total di periode 2013-2017 Indeks MXIDLC naik 87,4% (13,4% per tahun) sedangkan Indeks MXIDSM turun 14,7% (-3,1% per tahun).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun