Mohon tunggu...
Tommy Patrio Sorongan
Tommy Patrio Sorongan Mohon Tunggu... Penulis - Bocah Kaliabang Dukuh Bekasi

Bukan ahli macem-macem... menulis hanya untuk mempertanyakan sesuatu yang dilihat dan dirasa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Muda, Jujur, Kaya, dan Sederhana

18 Agustus 2017   20:58 Diperbarui: 19 Agustus 2017   01:55 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saatnya anak muda berkreasi. Yaa, kurang lebih kalimat inilah yang sering didengungkan kepada para pemuda. Sekarang ini eranya millenial untuk berkarya. Jadi, jangan heran kalau di dunia ini sudah banyak miliader-miliader yang masih berusia muda bahkan ada yang masih belia. Trend wealthy youngsters sudah merambah ke seluruh dunia. Mulai dari Mark Zuckerberg (Facebook), Jack Ma (Alibaba), Travis Kalanick (Uber) dan masih banyak deretan nama-nama anak muda hebat yang lain. Di Indonesia, kita juga mengenal William Tanuwijaya (Tokopedia), Achmad Zaky (Bukalapak), Nadiem Makarim (Go-Jek), serta Salman Nuryanto (Koperasi Pandawa), hingga yang baru-baru ini mencuat, Andika Surachman Siregar (First Travel).

Para Wealthy youngsters yang disebut tadi memulai usaha dari bawah. Yaa, Nadiem Makarim memang merupakan anak pengacara kaya Nono Anwar Makarim, tetapi iapun memulai usahanya secara mandiri dan otodidak. Perkembangan usaha mereka sungguh-sungguh luar biasa di usia mereka yang masih sangat muda. Bayangkan William Tanuwijaya, seorang Siantar Manmuda ini memulai karirnya dari menjadi penjaga warnet. Andika memulai bisnisnya dari menjadi sales tour. Salman lebih dibawah lagi, ia memulai bisnisnya dari menjadi seorang tukang bubur ayam. Dari bawah itulah usaha mereka berkembang pesat sekali serta menjadikan mereka kaya raya. Sampai ketika, Andika Surachman Siregar dan Salman Nuryanto, mendadak terhempas dan jatuh kebawah.

Lantas, apakah yang membuat dua anak bangsa ini akhirnya harus jatuh sementara yang lain tidak? Apakah karena memang lingkungan bisnisnya yang sedang lesu? Tidak juga. First Travel kebanjiran konsumen, begitupun Koperasi Pandawa. Ternyata dibalik itu semua, ada faktor yang menjatuhkan mereka, yaitu gaya hidup hedonis yang sekarang lagi ramai-ramainya menjangkiti putra bangsa.

Lihat saja betapa glamournya Salman. Ia memiliki gaya hidup yang wow. Bisa terlihat dari bangunan rumahnya di Indramayu. Ada kolam renangnya, serta semua perabotan serta furniturenya bermerek Da Vinci. Selain itu, beberapa bagian tembok rumahnya menggunakan ornamen granit yang terkenal. Belum cukup sampai disitu, Salman juga membelikan rumah seharga 12 Miliar rupiah untuk sang istri "muda". Padahal, pemerintah mengkampanyekan 2 anak cukup untuk juga mengurangi beban ekonomi suatu keluarga. Bagaimana dengan Salman ?? mungkin karena uangnya sudah kebanyakan jadi berani kawin lagi.

Tak kalah mewah, Andika membangun istana megah dengan dilengkapi lantai marmer mewah dan gordyn yang harganya 700 juta. Yaa, 700 juta. Sebagai gambaran, kalau uang 700juta ini kita belikan Mecin (Msg), satu Jakarta ini langsung turun IQnya. Itu baru gordyn saja lohh. Disaat memiliki waktu senggang, ia menghabiskan waktu dengan liburan mewah diluar negeri bersama istrinya, Anniesa. Tak hanya itu, Anniesa yang juga pemilik butik ini memiliki beberapa koleksi barang-barang mewah merek Eropa.

Setelah beberapa tahun berjaya, belakangan diketahui bahwa Andika dan Salman tidak jujur dalam mejalankan bisnisnya. Bagaimana tidak ?? Banyak konsumen First Travel (termasuk tante saya sendiri) tidak jadi berangkat tanpa kejelasan. Bahkan, sampai ada yang menata ulang perkawinan anak-anaknya karena janji First Travel yang tidak kunjung jelas. Setali tiga uang dengan apa yang terjadi di Koperasi Pandawa besutan Salman Nuryanto. Uang nasabah menghilang begitu saja tidak seperti yang sebelumnya dijanjikan.

Dari sini sudah bisa terlihat, bahwasannya kejatuhan Andika dan Salman disebabkan oleh mimpi dan ambisi mereka untuk hidup hedonis. Manusia yang memiliki kehidupan hedonis akan mengupayakan segala macam cara, baik halal maupun haram, untuk memuaskan hasrat foya-foya mereka. Nilai kejujuran terpinggirkan. Yang penting bisa hidup happy dan glamour. Ini sudah pernah terjadi pada seorang pialang saham terkemuka Jordan Belford. Ia jatuh karena gaya hidupnya yang sudah sangat hedon hingga melakukan manipulasi atau yang biasa dikenal dengan istilah "Fraud". Kejahatan itu dilakukan semata-mata agar dapat membiayai kehidupan mewahnya. Memoir hidupnya dibukukan dengan judul "The Wolf of Wall Street" yang menjadi best-seller pada tahun 2013 sampai dibuatkan filmnya pada tahun yang sama.

Hal ini sangatlah berbanding terbalik dengan kehidupan Mark Zuckerberg dan tokoh-tokoh muda lainnya yang sekarang sudah sangat kaya raya. Mark setiap hari ia datang ke kantor hanya mengenakan pakaian yang biasa saja. Selain itu, ia juga tidak memiliki satupun mobil mewah, ia datang ke kantor menggunakan mobil city car yang tidak mahal dan biasa saja. William Tanuwijaya pun demikian, menjadi pendiri sekaligus pemilik perusahaan multi-million dollar tetap menerapkan hidup sederhana dan tetap menanamkan rasa rendah hati kepada sesama. Achmad Zaky, CEO Bukalapak kemana-mana mengenakan pakaian yang tidak mencolok. Nadiem Makarim tetap naik Go-jek ke tempat kerja.

Ironisnya, gaya hidup hedon ini sudah menyebar di kalangan muda tanah air. Otak pas-pasan yang penting nongkrong di tempat kece dan pakai pakaian yang mencolok. Semuanya hanya untuk mengejar gengsi, gengsi, dan gengsi. Tidak bisa kita bayangkan pada saatnya mereka nanti memimpin dan dipercayakan membawa bangsa ini. Tentunya akan menjadi kacau balau masa depan Indonesia. Semua nipu, semua nyopet, semua jadi serakah gara-gara mengejar hidup penuh foya-foya.

Ayo generasi muda bangsa. Jangan rusak moralmu dengan gaya hidup hedonis. Sudah saatnya kita tanamkan gaya hidup sederhana menuju generasi yang MUDA, JUJUR, KAYA, SEDERHANA.

Bekasi, 18 Agustus 2017,

Tommy Patrio Sorongan

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun