Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hasil USG Pohon Monas Sudah Keluar, Berupa Meubel

13 Februari 2020   19:07 Diperbarui: 13 Februari 2020   19:08 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hiruk pikuk soal revitalisasi Monas belum juga selesai. Melebar tidak karuan. Pernyataan saling silang tidak pernah ada klarifikasi dan tindak lanjut. Ini yang menjadi masalah sebenarnya. Siapa yang benar, siapa yang ngibul, dan siapa yang  bertanggung jawab tidak ada. Dewan yang memiliki tugas pengawasan juga 11 12 alias sama saja. Hanya mengatakan kaget.

Entah sampai kapan perilaku politik seperti ini terus terjadi dan berulang. Sama sekali tidak ada sikap bertanggung jawab. Semua hanya saling lempar dan merasa paling benar. Dari atasan, anak buah, apalagi pekerja lapangan.

Dulu ada yang mengatakan, bahwa pohon itu bukan ditebang, apalagi dijual. Pohon-pohon itu disehatkan,  diperlukan pemeriksaan USG, dan diteliti, dan akan dikembalikan. Lagi-lagi mana ngibulnya, mana benarnya, dan mana yang terlaksana atau tidak, toh semua sama saja.

Kalau memang dipindah, dan diklaim demikian, kog yang kembali muncul adalah tanaman sejak tahun lalu, dan berubah kecil-kecil. Lha memangnya penyehatan itu mengecilkan pohon? Apalagi malah yang terbaru berubah menjadi pule. Beda jauh banget.

Eh tiba-tiba dinas lain mengaku kalau pohon sejumlah 191 batan dengan usia puluhan tahun itu benar ditebang dan akan menjadi meubel. Pernyataan ini yang paling orisinal, paling jujur, dan paling terus terang. Menunggu saja apakah pejabat ini akan kehilangan kursinya, atau apa yang akan terjadi. jika dicopot, malah makin jelas seperti apa Jakarta dikelola.

Apa yang penting untuk dilakukan, terutama DPR-D Jakarta?

Menelusuri sebaik-baiknya, apa yang terjadi dengan pohon-pohon Monas ini. Jangan ada dusta di antara pejabat, kalau meminjam istilah Pak Beye.  Siapa yang memerintahkan pemotongan. Ingat ini sudah ada pernyataan itu dipotong dan akan menjadi meubel. Tidak bisa disangkal, cek media ada yang sudah menuliskannya. Lini masa media sosial juga sudah berseliweran.

Pengakuan yang saling-silang juga perlu klarifikasi dari dewan. jangan takut, garanglah seperti kala kalian menghadapi Ahok. Jangan menjadi melempem ketika di depan mata malah ada perkara seperti ini. Jangan malah hanya omong kaget. Lha dinas satu dengan satunya jelas berbeda kog. Mosok hal seperti itu saja tidak paham.

USG dan penyehatan. Itu juga perlu klarifikasi, perlu pembuktian di mana, kapan, dan hasilnya seperti apa. prosesnya. Panggil ahli dari IPB atau ahli independen yang menguasai pohon. Lha pelaak tanaman kaki lima saja bisa mengatakan kog kalau itu omong kosong. Mana ada pohon puluhan tahun di pindah, padahal sudah ditebang.

Apa hasil USG itu dan rekomendasinya seperti apa. Pernah ada pernyataan disehatkan lho, jadi kalau kemudian berubah menjadi meubel, lha memang sehatnya kayu itu jadi kursi, meja, dan sejenisnya? Lha malah baru tahu jika demikian.

Akan berbeda, jika pejabat yang terkait mengatakan pohon diteliti, apakah masih layak dipertahankan di sana, atau diremajakan, dengan pemanfaatan untuk meubel. Ini jauh lebih realistis dan tidak ngibul.

Nah jika sudah jelas memang dibuat meubel. Siapa pemilik kayu ini, benarkah Pemrov atau Pusat? Jika itu Pemrov, berarti kecil "dosa'nya, nah jika milik Pusat? Bagaimana pertanggungjawabannya sudah udhel-udhel lahan yang bukan milik dan kewenangannya.

Pastikan juga bahwa kayu atau pohon itu benar-benar menjadi milik dan dimiliki pemerintah, bukan malah berpindah tangan alias dijual ketengan oleh oknum siapapun itu. Jauh lebih bagus  jika barang itu diketemukan dulu, disegel, entah polisi atau kejaksaan. Yang jelas jangan pihak yang bisa diperintah oleh pejabat di Jakarta.

Jangan-jangan riuh rendah barangnya sudah sampai luar negeri, kita hanya ribut rebutan pepesan kosong. Agak lebay, namun sangat mungkin. Minimal sudah dijual dan sudah hilang barang buktinya. Apa yang diributkan mulai USG, kaget, meubel, tidak lagi ada gunanya.

Harus ada yang bertanggung jawab. Siapapun yang mengatakan ini dan itu, perlu mempertanggungjawabkannya di muka hukum. Minimal ranah etik di masing-masing level. Enak saja ngeles dan mengatakan ini dan itu, eh ujung-ujungnya selesai begitu saja tanpa ada pertanggungjawaban apa-apa.

Barang ini bukan sesederhana uang yang bisa ditransfer, diselipkan di balik kolor, atau ditimbun dalam kardus duren. Ini berkubik-kubik. Mosok satu pun manusia yang tidak tahu kayu ini dari Monas ke arah mana dan kemudian di mana dan telah menjadi apa. Lha buat apa CCTV, pegawai, jelas kalau elit tidak akan tahu. Mereka memang tidak tahu, karena tidak mau tahu.

Toh selama ini tidak ada satupun yang mencari tahu ke mana dan seperti apa kayu-kayu itu. hanya ribut kayu ditebang sejumlah ratusan dan dibantah, bukan ditebang, disehatkan. Omong kosong kalau wujud kayunya tidak ditemukan.

Ayo yang ahli membuat analisis dan simpulan sebagaimana ketika heboh Sumber Waras lalu. Mana kewarasannya ketika pohon ratusan kubik hilang tak berbekas. Apa rayap Jakarta giginya sudah setajam chainsaw sehingga lenyap tak berbekas begitu saja?

eLeSHa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun