Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Enzo, Stopislamophobia, dan Film Hotel Mumbai

16 Agustus 2019   08:22 Diperbarui: 16 Agustus 2019   08:41 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Enzo, Stopislamophobia, dan Film Hotel Mumbai

Beberapa waktu lalu baru sempat melihat film Hotel Mumbai, di mana film itu berkisah soal terorisme di sebuah kota di India. Berangkat dari kisah nyata, film ini lumayan panjang, dan banyak simbolisasi yang penting. Syukur bahwa tidak ada polemik karena adanya terorisme yang sangat sensitif biasanya di sini, apalagi berkaitan dengan agama.

Saya tidak akan membahas film ini, namun menjadi penting karena berkaitan dengan banyak isu dan sedang ramai-ramainya mengenai salah satu taruna Akademi Militer yang memiliki rekaman cukup gamblang, ibu dan dirinya memiliki dugaan afiliasi dengan kelompok yang sudah dilarang di Indonesia.

Terorisme dan Kamuflase.

Dalam sebuah adegan, ada pelaku teror yang terserempet peluru polisi. Ia ditugaskan untuk menjaga para sandera. Kesempatan  itu, ia pergunakan untuk menghubungi keluarganya. Dari sana ia tahu bahwa keluarganya belum mendapatkan transferan sebagaimana yang mereka janjikan.

Hal ini membuatnya marah dan mulai bimbang. Kebimbangannya memuncak kala ia ditugaskan untuk membunuh perempuan barat yang sedang berdoa, doa agamanya lagi. Konflik batin antara perintah kalau itu adalah kafir atau doa yang ia saksikan.

Cukup jelas juga apa yang disuarakan eksanggota DAESH yang ingin pulang beberapa saat lalu. Mereka berteriak meminta tolong dan mereka itu dulu pernah dengan gagah perkasa membakar paspor RI mereka. Kalau tidak terkelabuhi, mana mau mereka membakar paspor dan kini minta tolong untuk balik. Ada sesuatu di sana.

Kecenderungan lebih banyak hal ini, di mana mereka tidak paham dengan apa yang mereka ikuti dan dalami. Pola rekrutmen dan pendekatan pun perlu dilihat dan kebanyakan mengandung unsur pembiasan faktaul. Pengubahan persepsi dan data separo yang disajikan. Narasi ini juga jelas dikatakan dalam film itu dan apa yang kita temui.

HTI Perjuangan namun Ditolak di Negeri Asal dan Banyak Negara

Narasi yang dikembangkan selama ini adalah ormas ini baik-baik saja, memperjuangkan agama dan politik dengan normal, mengapa dilarang? Yang melarang berarti antiagama. Dan itu didengungkan terus menerus. Nah mengapa di pusat lembaga ini, adanya di Inggris mereka memang tidak melarang, namun sering mengutuk aksi mereka.

Jika memperjuangkan agama, namun mengapa Turki Libya, Lebanon, Arab Saudi bahkan, hingga Suriah, Malaysia, dan kini Indonesia melarang. Mosok Indonesia antiislam, lha jika demikian, apa artinya Saudi Arabia? Apa iya antiislam sekaligus pusat Islam baik peradaban ataupun semua hal mengenai Keislaman?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun