Pilihan demo juga apa sudah tepat dengan berbagai rekam jejak mereka sendiri yang tidak sejalan dengan hukum positif, sering melakukan "penegakan hukum" versi sendiri, memaksakan kehendak dalam banyak hal.Â
Hal-hal itu juga terbawa dalam  bermedia sosial. Coba saja bayangkan, kalau numpang mobil atau nebeng, eh malah ngata-ngatain mobilnya jelek, bau, tidak pernah dirawat, masih lagi malah memaksa ke utara sedang yang memiliki kendaraan maunya ke barat, pas ada persimpangan.
Apa sih yang dimaui dengan media sosial, ini media sosial apa media soksial jadinya. Sosial artinya dasarnya dari socius, teman,artinya ya berteman, bukan malah menebarkan permusuhan dan perselisihan. Â Masalah ada di mana sih sebenarnya FB atau FPI? Ranah kinerja FB itu seluruh dunia lho, menemui masalah belum banyak negara di dunia. FPI yang lokal banget itu, sudah ditolak di mana saja bisa dilihat oleh simbah.
Perbaiki diri dululah, daripada mempermalukan diri sendiri dengan hukum rimbanya, membawa banyak pasukan yang sangat merugikan itu, kepolisian juga harus ekstra mengawasi. Keras dikir mewek, tidak ditegasi nanti berulah yang bisa berujung ke mana-mana.
Kedewasaan spiritual itu bukan dari mulut yang berteriak, jauh lebih berkualitas yang tenang dan diam. Bukan juga banyaknya yang berbicara mengenai dukungan apalagi penthungan.Â
Pemaksaan kehendak, pemaksaan yang sama, serta keinginan menjadi yang ter dalam banyak hal, menunjukkan kepribadian kerdil yang perlu banyak-banyak belajar hal yang spiritual.
Bagaimana orang menjadi simpatik kalau ucapan dibalas dengan cacian, pikiran dibalas dengan gerudugan.  Mencaci maki maksiat dirinya sendiri juga melakukan. Mengatakan agama namun nilai agama jauh dari ucapan apalagi perilaku. Sudahlah, terlalu banyak rekam  jejak buruk daripada kebaikan yang sudah ditanamkan.
Salam Â