Aku dilambung air mata, berkali diombang rasa terpendam di dada
Dulu kalimat kalimat adalah mengutus duka
Tentang hari berkumpul beringat ingat lupa
Awan mengikuti baluti hati kehendak berjalan sendiri
Langitku miliku tertanggung belenggu beku
Serupa pualam di sudut lemari sungguhpun berjajar lentera, diam diam sajaÂ
Sekiranya tak kutemui wajahmu aku debu tak berampun.
SesudahMuÂ
Adalah niscaya.
Cimahi, 24 September 2017
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!