Jangan pura-pura meninggalkan kopi,
sebab kopi yang diseduh menyembuhkan sedih.
Lihatlah mulut gelas yang gelisah tanya cuaca.
Itu karena rindu terlalu banyak meneguk ragu.
Air dan gula begitu kental merapikan
harap yang terbuang.
Kecemasan tergigit oleh detik-detik. Jemari
ini begitu sunyi. Bahkan, lentiknya
tak menyentuh kopi hangat.
Jika kau abaikan kopi terlelap, maka
mimpimu jadi gundah bergelas-gelas.
Jangan menuduh kopi gigil,
ia terlanjur sedih berseduh-seduh.
Mengaduhlah pada sudut kelam.
Tanya dirimu, mengapa kopi tak dicecap?
Kopi selalu disalahkan saat menunggu
kekasih, begitu juga dengan pura-pura.
Tak ada kopi jika rindu tak larut dalam air.
SINGOSARI, 3 SEPTEMBER 2019