Sebagai guru sekaligus orangtua saya merasa kesulitan ketika memotivasi anak untuk belajar. Berbagai alasan disampaikan anak untuk menutupi rasa malas belajarnya. Begitu pula ketika di sekolah menanyakan PR kepada siswa. Ada saja dalih yang disampaikan anak-anak yang tidak mengerjakan PR. Dari alasan lupa, bukunya ketinggalan, hingga listrik mati.
Namun ironisnya, ketika bermain HP mereka asyik hingga lupa waktu. Menit demi menit, jam demi jam mereka habiskan waktu untuk berinteraksi dengan telepon pintarnya itu. Sebagai orangtua kita menjadi serba salah. Ketika anak minta dibelikan HP dan tidak dipenuhi anak akan ngambek. Sebaliknya jika permintaannya dipenuhi menjadikan mereka lupa tugas belajarnya.
Lantas, bagaimana cara mengatasi hal tersebut? Di era serba digital ini, menyuruh anak untuk belajar sebagaimana belajar kita dahulu bukanlah pekerjaan mudah. Namun, setidaknya kita tetap berusaha agar anak-anak tidak larut dalam keasyikan dunianya. Kesadaran akan pentingnya belajar sebagai bekal masa depan perlu senantiasa kita tanamkan. Salah satu cara untuk memotivasi anak agar mau belajar adalah dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Contohnya dengan mengarahkan anak untuk mengikuti Kuis Kihajar.
Apakah Kuis Kihajar itu?
Kuis Kihajar adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh Pustekkom Kemdikbud. Kihajar sebenarnya singkatan dari Kita Harus Belajar. Pada tahun 2017 ini, Kuis Kihajar  merupakan salah satu kegiatan pada Anugerah Kihajar 2017. Rangkaian kegiatan lainnya berupa Anugerah Kihajar, Pameran Pendidikan, Seminar, Festival Video Kihajar, Mobile Kihajar, dan Seleksi Radio Peduli Pendidikan dan Kebudayaan.
Sasaran Kuis kihajar adalah siswa SD, SMP, SMA (sederajat) di seluruh tanah air. Sedangkan tujuannya adalah untuk memotivasi siswa dalam pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi. Di samping itu juga dalam rangka pemanfaatan Siaran Televisi Edukasi, Siaran Radio Suara Edukasi, Televisi Edukasi Streaming, Radio Suara Edukasi Streaming, Video on Demand dan Ensiklomedia.
Kusi Kihajar sebenarnya telah dilaksanakan sejak bulan Mei - September dan untuk final tingkat Nasional pada bulan November 2017. Seleksi Peserta Kuis Kihajar dibagi dalam 3 kelompok yaitu Kuis Kihajar Harian melalui TV Edukasi, Kuis Kihajar Web/Online melalui web.tve.kemdikbud.go.id/kihajar dan Kuis Kihajar Provinsi.
Untuk mengikuti kuis kihajar harian siswa harus menyaksikan Televisi Edukasi atau melalui Streaming di tve.kemdikbud.go.id. Pendaftaran melalui sms ke nomor 081310994477 dengan format NAMA#JENJANG#ALAMAT SEKOLAH#PROVINSI. Jenjang 1. SD, 2. SMP dan 3 SMA. Contoh : AGUS PRIBADI#3#JL.SULTAN AGUNG NO.7 MALANG#JAWA TIMUR. Setelah mendaftar siswa akan mendapatkan PIN melalui SMS. Dengan PIN tersebut peserta menjawab setiap soal dengan format : PIN (spasi) KODE SOAL (Spasi) JAWABAN. Contoh : AB123 C1 B kirim SMS ke nomor 0813109944.
Kuis Kihajar harian juga bisa diikuti melalui web tve.kemdikbud.go.id/kihajar. Peserta wajib mendaftar melalui web kihajar. Setelah terdaftar peserta dapat login dan mengerjakan soal. Soal kuis berkaitan dengan Video on Demand Televisi Edukasi. Peserta mengerjakan sebanyak 30 paket soal setiap bulannya.
Sedangkan untuk Kuis Kihajar Provinsi atau Kab/Kota seleksi dilakukan oleh Dinas Pendidikan setempat. Seleksi dilaksanakan 2 hari. Pada hari pertama peserta mengerjakan soal secara on-line. Tiga peserta dengan nilai tes akademik tertinggi masing-masing jenjang melanjutkan di hari kedua. Pada hari kedua masing-masing peserta yang lolos 3 besar mempresentasikan materi yang bersumber dari VoD TV Edukasi dengan waktu antara 10-15 menit. Peraih nilai tertinggi akan mewakili provinsi mengikuti kuis Kihajar tingkat Nasional.
Pemenang Kuis Kihajar harian melalui Televisi Edukasi diambil 9 finalis yaitu 3 siswa SD, 3 siswa SMP dan 3 siswa SMA. Demikian juga untuk peserta melalui Web/on-line diambil 9 finalis untuk semua jenjang sekolah. Sedangkan untuk peserta kuis yang mewakili provinsi hanya diambil 3 peserta yang terdiri 1 siswa SD, 1 Siswa SMP dan 1 siswa SMA. Maka perwakilan seluruh provinsi se-Indonesia ada 102 siswa finalis dari 34 provinsi.