Mohon tunggu...
Mas Nuz
Mas Nuz Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis biasa.

hamba Alloh yang berusaha hidup untuk mendapatkan ridhoNya. . T: @nuzululpunya | IG: @nuzulularifin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketua RT, Wujud Nyata Bakti Pertiwi

17 Agustus 2017   19:29 Diperbarui: 17 Agustus 2017   21:57 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Alhamdulillah, permintaan saya pun disetujui. Jadilaha saya Ketua RT012/RW005 Desa Kedungmaling Sooko, Mojokerto. Satu jabatan yang mungkin bagi para pembaca bukanlah satu jabatan yang punya prestise bukan?

Merintis berdirinya kampus perguruan tinggi, rumah sakit, hingga pesantren menjadi satu hal biasa akhirnya bagi saya. Setelah merasakan bagaimana menjadi Ketua RW dan Ketua RT selama 5 tahun berjalan ini. Dahulu yang jaranf keluar masuk ke kantor polisi, kini menjadi biasa. Pun menjadi saksi, duduk di kursi pengadilan kini tak lagi canggung. Hehehe.

Mendukung dan memberi perhatian pada kegiatan dasa wisma, postandu, musala kampung, maupun kajian keliling. Tak boleh ada kata lelah dan menyerah pada keadaan. Selalu berpikir optimis bahwa usaha, kerja keras, serta kesabaran pasti membuahkan hasil.

Keyakinan saya itu kini mulai menunjukkan hasil. Di tahun 2017 ini, hanya terjadi 2 kali saja kasus kriminalitas. Diamana pada tahun-tahun sebelumnya lebih dari 4 atau 5 kali kasus yang melibatkan warga RT kami. Kegiatan dasa wisma, posyandu, serta aktivitas shalat jamaah pun kini meningkat.

Tentu hal tersebut karena keinginan seluruh warga untuk berbuat ya g lebih baik untuk kampungnya. Berbagai pendekatan persuasif yang kami lakukan bersama tokoh masyarakat tidak bertepuk sebelah tangan.

Dalam berbagai kesempatan saya sampaikan kepada warga. Jika kita tak bisa memberikan yang terbaik untuk negeri ini, minimal kita berikan yang terbaik untuk keluarga kita. Mendidik serta mengarahkan anak-anak agar menjadi generasi emas. Generasi yang mampu memberi sumbangan positif bagi negeri ini. Meski sebatas taat pada aturan yang tertulis maupun tak tertulis. Semisal membayar pajak dengan tertib. Atau berkendara dengan disiplin dan aman. Melengkapi surat izin mengemudi dan melengkapi surat-surat kendaraan, serta tidak melanggar marka lalu-lintas. Simpel buka ? Simpel tak mudah menjalankan dengan konsisten.

Nah, berbakti pada negeri ternyata tak harus dilakukan dengan bombastis. Dari hal-hal kecil dan terlihat 'recehan' kita bisa membangun mental bangsa. Sebab anak-anak, remaja, serta tetangga di sekitar kita mungkin lebih membutuhkan ilmu serta pengalaman yang kita miliki. Kita dapat belajar peran menjadi warga negara yang mampu mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang positif.

Saya pikir, perlu kita untuk menjai kepala desa, camat, bupati atau walikota, bahkan menjadi presiden. Namun yang lebih perlu lagi adalah, sudah saatnya kita tak hanya memikirkan diri sendiri atau keluarga kita saja. Di luar, tetangga dekat dan lingkungan, pasti lebih membutuhkan kita untuk berkarya dan membangun entitas kebangsaan dari bawah. 

Mari saudaraku, kita berkarya untuk negeri. Meski hanya sekedar menjadi Ketua RT.

_____________

Mojokerto, 17 Agustus 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun