Salah satu penemuan di bidang keuangan di jaman modern ini adalah kartu kredit. Di masyarakat kartu kredit sering disebut sebagi “uang plastik”. Tetapi betulkah sebutan itu? Menurut saya ada salah kaprah di sini. Ciri-ciri uang ada banyak, tetapi yang paling penting sebenarnya uang adalah asset (harta) bagi pemegang atau pemiliknya. Sedangkan kartu kredit adalah justru hutang atau kewajiban (liabilities) bagi pemegangnya.
Mungkin karena merasa bahwa kartu kredit adalah asset atau harta, maka banyak pemegang kartu kredit yang berbelanja menggunakan kartu kredit dengan jumlah yang besar. Dia baru merasa terbebani ketika tagihan kartu kreditnya datang.
Demikian juga banyak pemilik kartu kredit bangga bahwa dia memiliki banyak kartu kredit banyak. Padahal dengan begitu maka dia sebenarnya orang yang banyak berhutang. Memang kemudian muncul pembelaan bahwa orang yang diberi kredit adalah orang yang dipercaya sesuai dengan sal kata kredit yaitu dari bahsa latin “Credere” atau “Credo” yang artinya percaya. Tetapi pembelaan ini tampaknya terlalu naif karena banyak konglomerat besar yang tampilannya begitu hebat dan bank percaya ternyata kreditnya macet. Memang arti dipercaya di sini bisa banyak, bisa dalam arti kemampuan untuk membayar utang atau kredit, tetapi juga secara moral artinya dia menepati janji untuk membayar utangnya.