Mohon tunggu...
Novie Ocktaviane Mufti
Novie Ocktaviane Mufti Mohon Tunggu... -

Writer. Faculty of Psychology's student. Thinker.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Psycholostory : Alasan Anak Harus Bermain

5 September 2014   05:13 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:34 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Assalammualaikum, para calon ibu!

Untuk menjadi seorang ibu, ternyata banyak banget hal-hal yang harus dipersiapkan. Itulah alasannya kenapa jadi wanita itu harus cerdas di segala aspek. Untuk posting kali ini, #Psycholostory bakalan nyinggung sedikit soal bagaimana mempersiapkan diri untuk menjadi seorang ibu, salah satunya adalah dengan mengenali dunia anak. Let’s check it out!

Hal yang paling penting dari dunia anak adalah bermain. Semua pembelajaran dan informasi bagi anak akan ia dapatkan melalui bermain. Tapi, pernah gak kita memepertanyakan, kenapa sih anak itu harus bermain? Untuk menjawab pertanyaan itu, ada tokoh Psikologi yang punya penjelasan menarik. Mereka adalah Frank & Teresa Caplan (Hildebrand, 1986). Apakah pendapat mereka?

Menurut Frank & Teresa Caplan, bermain merupakan suatu kegiatan yang sukarela. Bermain bisa membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada masa anak, pertumbuhan dan perkembangan memang sedang berkembang dengan cepat. Selain kebutuhan nutrisi mereka yang harus terpenuhi dengan baik, mereka juga harus bermain untuk menunjang hal itu.

Bermain juga bisa memberikan kebebasan bagi anak untuk bisa bertindak mandiri. Kemandirian disini terbentuk secara tidak langsung melalui interaksi sosialnya dengan orang lain, dalam hal ini teman sebaya. Mengapa? Karena dalam bermain juga terkandung aspek pengambilan keputusan. Misalnya, dalam bermain peran, anak akan memutuskan sendiri siapa yang akan menjadi ayah, ibu, anak, dsb. Selain itu, dari bermain peran juga anak bisa belajar peran bagaimana menjadi orang dewasa.

Terus, pasti udah pernah dengar dong kalau dunia anak itu dipenuhi dunia-dunia imaginer yang anak ciptakan sendiri? Tenang, mereka normal kok. Memiliki dunia imaginer memang salah satu tugas perkembangan anak sampai anak itu berusia kurang lebih 11 tahun. Bermain dapat memberikan dunia imaginer yang bisa dikuasai anak. Gunanya apa? Gunanya adalah untuk memberikan stimulasi kepada anak supaya imajinasinya berkembang. Kalau imajinasi anak berkembang, anak akan lebih kreatif. Siapa sih yang gak mau punya anak kreatif?

Frank & Teresa Caplan juga bilang kalau bermain adalah sarana belajar yang dinamik. Disadari atau tidak, anak suka berpetualang. Mereka suka untuk mencari dan menemukan hal baru. Mereka juga menganggap kalau dunia luar adalah sesuatu yang menarik untuk dieksplorasi. Dengan bermain, anak juga bisa berpetualang sambil melakukan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan.

Selanjutnya, ada yang tau bagaimana caranya anak mengembangkan bahasa? Kawan, anak itu sebenernya cerdas, mereka bisa mengembangkan bahasa dengan sendirinya, tentunya dibantu sama dunia sosial. Aspek bahasa inilah yang juga bisa berkembang dengan bermain. Mengapa? Karena disaat bermain terdapat pola-pola komunikasi yang terbentuk antara anak dan orang lain, dari situlah mereka mengembangkan bahasa.

Ternyata banyak kan manfaat dari bermain bagi anak. Masih ada lagi nih. Bermain juga membuat anak belajar untuk melakukan hubungan antar pribadi (interpersonal relation). Semua juga pasti udah tau dong kalau manusia adalah mahkluk sosial yang gak bisa lepas dari hubungannya dengan orang lain. Nah, melalui bermain, anak juga bisa mengembangkan hubungan ini. Itulah kenapa pertemanan dan persahabatan juga jadi hal yang penting buat anak.

Gimana? Is there any question? Semakin sadar kan kalau dunia anak memang dunia bermain, dan bermain itu penting banget untuk anak.

Salam #Psycholostory! Let children playing and exploring the world :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun