Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

12 Kegagalan Setahun Jokowi-JK Berkuasa di Indonesia

20 Oktober 2015   12:31 Diperbarui: 20 Oktober 2015   12:47 4867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla I Dok Pribadi"][/caption]Apa prestasi Jokowi-JK selama setahun memerintah dan berkuasa di Indonesia raya? Tak ada. Yang ada adalah justru 12 kegagalan. Harapan yang memuncak diberikan kepada Jokowi yang menjadi the second of Obama, dan kini diikuti oleh Justin Trudue di Kanada sebagai trend pemimpin muda di dunia. Nah, mari langsung kita telaah 12 kegagalan presiden Jokowi-JK selama setahun pemerintahannya dengan hati gembira ria senang sentosa pesta-pora bahagia menari suka-suka riang menyanyi selamanya senantiasa.

Harapan tinggi masyarakat terhadap Presiden Jokowi memang direcoki oleh kepentingan Paloh-Mega-JK. Istana menjadi ajang tiga perebutan pengaruh (1) faksi Andi, (2) faksi JK, dan (3) Jokowi. Nah, kondisi ini ditambah lagi dengan kekuatan status quo – yang juga dimotori oleh SBY sebagai kompor dengan berbagai pernyataan pidato menggurui Jokowi dan Indonesia – yang berusaha menghambat kinerja Presiden Jokowi. Keadaan ini ditambah lagi dengan kekuatan politik di DPR yang ugal-ugalan dengan Bamsat, Fadli Zon, Fahri Hamzah, dan bahkan Rieke dan Effendi Simbolon – yang keduanya kini dibungkam oleh Ibu Mega. Tak heran kegagalan justru menjadi tonggak 1 tahun Presiden Jokowi.

Pertama, kegagalan Presiden Jokowi mengikuti gaya pemerintahan SBY yang plastis-palsu penuh omongan dan pencitraan 10 tahun SBY. Presiden Jokowi gagal meniru pemerintahan yang di-designed selama 10 tahun untuk hanya berkomunikasi politik dan mengelabuhi rakyat dengan program ‘akan-akan, akan, akan’ tanpa ada pekerjaan yang ‘sudah-sudah sudah sudah’… tak ada. Jokowi gagal mengikuti SBY. Justru Jokowi malah sudah sudah sudah memulai membangun.

Kedua, kegagalan Presiden Jokowi melanjutkan kiprah Petral dan mafia migas. Ini kegagalan yang menyesakkan banyak orang khususnya para penadah dan kroni rezim SBY yang menitipkan para cecunguk di semua lini. Nah, Jokowi gagal mengikuti kemauan para tengkulak dan super boss minyak yang menguasai perdagangan minyak legal dan illegal.

Ketiga, kegagalan Presiden Jokowi mengikuti kemauan dan tekanan para mafia bola di PSSI dan FIFA. Presiden Jokowi dengan tegas memerintahkan Menpora untuk menghancurkan mafia sepakbola yang menghancurkan ranking sepakbola Indonesia di posisi 171 hahahha. Posisi yang tak pantas bagi negara dengan talenta sepakbola luar biasa. Mafia sepakbola gagal diikuti oleh Presiden Jokowi dan malah dijauhi dan diberangus. Indonesia di-suspended 10 tahun juga nggak apa-apa daripada prestasi jeblok selamanya.

Keempat, kegagalan Presiden Jokowi menuruti kemauan dan tekanan DPR untuk dijebak membangun mega-proyek. Fahri Hamzah meminta Jokowi menandatangani peresmian Mega Proyek DPR dan Jokowi menolak. Lah proyeknya saja belum jelas pendanaannya kok minta diresmikan. Aya aya wae si Fahri Hamzah tuh.

Kelima, kegagalan Presiden Jokowi untuk memenuhi permintaan musuh politik dan negara terkait Revolusi Mental. Para kritikus tidak menghendaki Indonesia maju. Makanya menentang mental mereka direformasi dan direvolusi-I oleh Revolusi Mental Presiden Jokowi. Mental bobrok harus dibenahi. Maka program membendung revolusi mental gagal diikuti oleh Presiden Jokowi. Alih-alih Program Bela Negara Presiden Jokowi melalui Kementerian Pertahanan membungkam mereka. Rakyat usia di bawah 50 tahun wajib mengikutinya.

Keenam, kegagalan Presiden Jokowi untuk memenuhi permintaan para anggota DPR untuk melemahkan institusi kepresidenan (dengan jebakan kasus Budi Gunawan) dan KPK (revisi UU KPK ditunda sampai waktu yang tak terbatas, sama dengan dibatalkan, tak jelas). Dengan strateginya, Presiden Jokowi justru mendapatkan real partner politik yakni Budi Waseso – calon Kapolri masa depan setelah Badrodin Haiti pensiun sesuai ramalan Ki Sabdopanditoratu yang selalu benar dan tak pernah salah.

Ketujuh, kegagalan Presiden Jokowi tetap terjepit dan tak berkutik dari tekanan Mega-Paloh-JK di Istana. Posisi Andi sebagai pendukung Presiden Jokowi tidak kuat diserang oleh trio-MPJ. Maka dengan strateginya, untuk agar bisa keluar dari jepitan, Presiden Jokowi mengangkat Jenderal Luhut Binsar Pandjaitan yang memenuhi tiga unsur (Golkar, Jenderal, Nasionalis).

Golkar hanya akan tunduk di bawah militer. Jenderal Luhut memenuhi itu. DPR hanya akan takut dengan tentara. Jenderal Luhut memenuhi itu. Ibu Mega hanya hormat dengan nasionalis sejati. Jenderal Luhut memilikinya. Nah, ibarat main catur, untuk sementara awal pemerintahan Presiden Jokowi tidak memasang semua full-forces. Tidak. Presiden Jokowi memberi ruang untuk berakrobat.

Maka semacam Adrianov Chaniago pun digeser. Pergeseran kecil pun berlangsung dengan menyudahi kiprah Adrianov. Lalu Andi pun digeser oleh Pramono Anung. Menteri Tedjo pun digeser digantikan oleh Jenderal Luhut. Tak lupa disisipkan Jenderal Sutiyoso menyuasai BIN. Selesai. Akibatnya, politik ugal-ugalan DPR senyap. Kenapa? Segala gerak-gerik DPR dipantau termasuk segala baik dan buruknya. Pun Pramono Anung bisa menjadi jembatan bagi kepentingan Presiden Jokowi dan DPR.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun