Mohon tunggu...
Dudu Sudarya
Dudu Sudarya Mohon Tunggu... -

Ingin lihat tulisan saya yang lebih kocak? Silakan kunjungi blog pribadi saya: http://ngocolpolitik.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Caleg DPR-RI Berkoar 'Memaki' Rakyat, Inilah Tanggapan Saya untuk Anda...

30 April 2014   23:05 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:00 1215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semalam (29/04) saya nonton acara JAKARTA LAWYERS CLUB yang dipimpin Karni Ilyas. Topiknya cukup menarik yaitu mengenai komentar sejumlah caleg yang sukses dan yang gagal masuk senayan. Awalnya saya cukup tertarik dengan topik tersebut, tapi begitu ngikuti sampai sejam lebih, perut saya langsung mual. Gimana tidak, hampir semua caleg ‘memaki-maki’ rakyat sebagai biang kegagalan mereka masuk senayan. Politik uang dibesar-besarkan seolah-olah rakyat Indonesia semuanya mata duitan. Malah ada caleg yang bilang “Rakyat Indonesia ini sudah ga bener. Milih caleg asal-asalan. Asalkan ada duit langsung dicoblos!”

Sebagai rakyat saya tentu tersinggung berat dengan pernyataan tersebut. Para caleg itu bicara tentang mafia suara dan politik uang di dapil masing-masing. Tapi seenaknya mereka menjeneralisasi bahwa seluruh rakyat Indonesia sedemikian bodohnya hingga mengorbankan masa depan negeri demi duit seupil. Apa para caleg gagal itu sudah pada sableng? Gagal masuk senayan terus menyalahkan rakyat sebagai biang kerok. Seenaknya cuap-cuap, memaki-maki sistem politik, menjatuhkan semua kesalahan di pundak rakyat. Padahal mereka sendiri dulunya wakil rakyat dan bisa masuk senayan karena dukungan rakyat. Tapi ketika mereka tidak dipercaya lagi, mereka memaki-maki pendukungnya sendiri. Habis manis sepah dibuang. Ketika dipilih lupa pada rakyat, begitu gagal langsung menimpakan kesalahan pada rakyat.

Yang lebih menyakitkan hati, ada anggota DPR yang kembali terpilih, yang mengatakan bahwa tahun ini adalah tahun pemilihan terburuk sepanjang sejarah. Apa anda ga ngaca? Kalau anda memaki pileg kemarin sebagai pileg terburuk, berarti anda sebagai hasil dari pileg adalah hasil dari keburukan itu. Saya katakan dalam tulisan ini, pemilihan legislatif tahun 2014 adalah pileg yang kondusif dan sukses. Kalau anda katakan bahwa pileg tahun ini adalah pileg terburuk sepanjang sejarah, apa anda mau katakan bahwa pileg jaman Orba lebih baik dari sekarang? Kalau anda merasa pileg kemarin buruk, mundur saja jadi anggota DPR dan lakukan pemilihan ulang. Daripada memaki rakyat, memaki sistem pemilihan, mendingan anda bersiap masuk senayan tuk jadi pembela rakyat.

Melalui tulisan ini saya ingin mengatakan pada para caleg, baik yang gagal maupun yang sukses masuk senayan, bahwa Rakyat Indonesia TIDAK GOBLOK. Kalau anda tidak terpilih jadi caleg, itu karena anda sudah tidak dipercaya lagi oleh dapil anda, bukan karena rakyatnya mata duitan. Anda pernah 5 tahun di DPR, harusnya anda bela rakyat, bukannya malah memaki-maki rakyat di dapilnya sendiri. Padahal dulu anda terpilih karena mereka. Anda menikmati duit, jabatan, kekayaan karena anda didukung rakyat di dapil anda. Jadi sangat tidak pantas anda memaki pendukung anda sendiri.

Saya peringatkan pada seluruh pimpinan negeri, sadarlah bahwa rakyat Indonesia adalah rakyat yang cerdas. Rakyat yang peduli dengan kepemimpinan bangsa. Mata rakyat sudah terbuka bahwa nasib negeri ini tergantung para pemimpinnya. Kalau memang rakyat Indonesia goblok, maen colok asal ada uang, ga mungkin Jokowi selalu mendapatkan elektabilitas tertinggi. Jokowi selalu jadi yang tertinggi dalam berbagai survey menunjukan bahwa rakyat Indonesia sudah berpikiran maju. Mereka sudah tahu mana pemimpin yang bersih dan mana yang korup.

Kalau kemudian terbukti ada sejumlah rakyat yang mau menerima uang dari para caleg, itu terjadi bukan karena rakyat mata duitan, tapi karena rakyat udah ga peduli lagi dengan institusi yang namanya DPR-RI, DPRD atau DPD. Mereka sudah apatis. Siapapun yang maju jadi anggota dewan semuanya sama saja. Mau yang bersih atau yang korup tetap saja DPR-RI, DPRD dan DPD adalah sarangnya korupsi. Tempat maksiat. Tempat ratusan wakil rakyat berkumpul untuk rame-rame merampok rakyatnya sendiri. Jadi wajar saja kalau ada rakyat yang berpikir “Daripada gue pilih caleg yang ga ngasih duit, mending gue coblos yang ngasih karena siapapun yang maju ke senayan, hasil akhirnya akan sama saja!”

Jangan juga dikira bahwa rakyat yang diberi duit oleh caleg terus secara otomatis memilih caleg tersebut. Ingat saat ini di kalangan akar rumput bergema slogan “Terima duitnya, jangan pilih orangnya!”. Mau ngasih duit, boleh. Suruh nyoblos, nanti dulu.

Seluruh rakyat Indonesia saat ini ga mau lagi mikirin siapa yang akan bercokol jadi wakil rakyat. Isu caleg tuh udah basi. Buktinya? Berapa sih perolehan suara caleg dibanding jumlah pemilih di dapilnya? Dapet 5% aja udah luar biasa. Itu berarti 95% rakyat udah ga peduli pada wakilnya. Mereka lebih suka menyampaikan aspirasinya sendiri lewat pilpres, daripada mewakilkan aspirasinya pada institusi legislatif yang korup.

Yang kita pikirin saat ini adalah pilpres. Karena DPR dan DPD udah ga bisa diharapkan, maka satu-satunya harapan kita adalah presiden. Presidenlah yang jadi sandaran rakyat bagi penentu masa depan negeri.Jadi wahai para caleg baik yang gagal atau berhasil masuk senayan, berhentilah berkoar. Jangan menyakiti hati kami terlalu dalam. lebih baik tutup mulut anda dan wakili saja kami dengan baik!***

***Bagi para caleg yang ingin memimpin negeri dengan lebih baik, silakan pelajari konsep politik saya disini! Ingat baca yang bener, jangan cuma ketawa!!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun