Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perbedaan Kualitas Pelayanan terhadap Si Kaya dan Si Miskin

23 Juni 2019   08:29 Diperbarui: 23 Juni 2019   13:03 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Gofrugal.com

Kalau perbedaan kualitas pelayanan yang diberikan karenak adanya pertimbangan jaringan orang kaya lebih banyak, orang berpenampilan sederhana pun bisa jadi memiliki jaringan dan koneksi yang banyak, dan tidak menutup kemungkinan orang yang sederhana ini malah memiliki jaringan yang lebih luas, yang bisa meningkatkan omset di suatu store. 

Bahkan WOM (kekuatan promosi dari mulut ke mulut) ataupun E-WOM (promosi melalui digital dalam bentuk review) orang yang berpenampilan sederhana bisa jadi jauh lebih kuat. Bila mereka puas, mereka tidak segan akan mempromosikannya kepada orang lain.

Berbicara tentang kualitas pelayanan yang diberikan, saya memperhatikan ada 3 store make up di satu mall. Saya pernah berkunjung  pada ketiga store tersebut. Dua diantara tiga store tersebut, memberikan pelayanan yang baik dan ramah terhadap siapapun yang berkunjung ke store tersebut. Tidak peduli bagaimanapun penampilannya, mereka melayaninya dengan sangat ramah. Berbeda dengan satu store lainnya, mereka akan melayani dengan baik bila penampilan orang tersebut meyakinkan. 

Saat lebaran kemarin, 2 store yang memberikan pelayanan yang bagus ini mengadakan sale, tentu banyak orang yang datang berkunjung, dan antrian kasir pun sangat panjang. Nah, anda pasti bisa menebak store yang satu lagi, store ini juga menawarkan sale, bahkan dalam persenan yang jauh lebih tinggi, namun sepi sekali pengunjung, bahkan cenderung tidak ada. 

Kalau sudah sepi seperti itu, apakah eksistensi tempat kita bekerja bisa terus berjalan? Bila pendapatan store tersebut berkurang, tentu nantinya akan mempengaruhi gaji yang akan didapat untuk para karyawan store tersebut. Bisa jadi malah gajinya tidak naik-naik, atau parahnya bisa terjadi PHK, untuk mengurangi beban pengeluaran.

Disini saya bukan membandingkan antara si kaya dan si miskin, akan tetapi rasanya jauh lebih etis kalau kita memandang orang tidak hanya dari segi materi dan penampilan, tapi dari segi rasa kemanusiaan. 

Berbeda bila orang yang kita hadapi menyebalkan ataupun merugikan diri kita, tidak salah bila kita menurunkan kualitas pelayanan. Karena melayani orang yang akan merugikan kita, hanya seperti membuang waktu dan tenaga.

Kita semua sama-sama manusia, sama-sama mencari makan, walaupun berbeda cara. Sama-sama saling membutuhkan satu sama lain. Orang-orang yang bekerja di store, pasti membutuhkan pelanggan, agar mereka bisa bekerja dengan mendapatkan gaji yang layak, beserta tipsnya. 

Orang-orang yang berkunjung pun pasti membutuhkan barang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak perlu membedakan kualitas pelayanan, karena penampilan orang belum tentu sesuai dengan isi kantongnya. Jangan sampai terjebak.

Salam hangat :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun